Kamis, 20 Desember 2012

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL IPA (Importance Performanced Analysis)

        Pada postingan-postingan sebelumnya, kita telah membahas kualitas-layanan-pembelajaran dan salah satu metode analisis yang bisa digunakan.adalah model-servqual-service-quality. Pada kesempatan ini, kita akan mencoba menganalisis kualitas layanan pembelajaran dengan menggunakan model analisis yang lain, yakni menggunakan model IPA (Importance Performanced Analysis). Sebagai contoh kasus, model ini coba diterapkan untuk menganalisis kualitas layanan pembelajaran di program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (PRODI PEP PPs UNM).
Responden dalam penelitian ini sebanyak 20 mahasiswa, terdiri dari 16 mahasiswa reguler angkatan 2012, 2 mahasiswa dari kelas pengawasan, dan 2 mahasiswa dari angkatan 2011.  Pengambilan responden diberikan secara acak. Peneliti menganggap bahwa 20 responden tersebut merepresentasekan mahasiswa PEP secara keseluruhan.
Untuk menguraikan data-data yang telah diperoleh, peneliti menggunakan analisis IPA (Importance Performanced Analysis). Analisis IPA digunakan untuk mengetahui dimensi-dimensi apa saja yang harus diprioritaskan dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pembelajaran yang ada di PRODI PEP PPs UNM. Dalam analisis kesenjangan  (gap) digunakan untuk melihat kesenjangan antara kualitas layanan suatu atribut yang dialami dengan harapan mahasiswa terhadap atribut tersebut. Sedangkan analisis kuadran dapat diketahui respon mahasiswa terhadap atribut yang diplotkan berdasarkan kualitas layanan dan harapan mahasiswa dari atribut tersebut.

Sabtu, 08 Desember 2012

BELENGGU HASRAT HASRAT PESONA

sejuk suara suara merayu
membingkai harap bersama bualan bualan impian
sejenak hati ini terkesiap
tersihir bayang bayang pesona

netra netra hati ini terbelenggu
timpakan percaya atas kelhan keluhan nurani
jiwaku mencibir
mengapa hendak terserak tak searah kerasnya hati

aku memang lunglai terjatuh
bunga bunga kesadaran oleh cumbu
meruntuhkan kelopak kelopak mayang
menari nari memeluk bumi
terlelap menutup sekerling tatapan menikmati buaian

fikirku terjatuh
nuraniku terpuruk
kesadaranku runtuh
ketegaran ku merajuk

ruh ruh batin membuai melayang layang perlahan menghilang
sajak sajak hymne hymne keanggunan mengungguli romansa
dengang dengung melody gairah mememik lantang
netra terpejam mata hati merasai bayangmu menari di pelupuk

hasratku terpenjara gairah
cumbuan cumbuan mendera pongah
" BELENGGU BELENGGU PESONA "
mendengungkan tembang tembang sihir lembut
gairah gairah hasrat mencinta memanah ruh jiwaku

bilakah aku terpedaya
" BELENGGU HASRAT HASRAT PESONA "
menggoyang menggoyahkan melenakan
tatapan netra berpendar hasrat hasrat menggila

biarkan biarkan saja
ku nikmati nikmati saja
" HASRAT HASRAT PESONA "
mengiba bersama sajak sajak ragawi
tidur di atas tubuh jiwaku bermalam malam

" HASRAT HASRAT PESONA "
mengiba bersama sajak sajak ragawi
tidur di atas tubuh jiwaku bermalam malam
melelapkan mimpi bersama malaikat bermuka dua
membilang cinta nikmat jamuan ludah ludah tersembah

lalu ...... MENGHILANG

Senin, 19 November 2012

Kualitas Layanan Pembelajaran



Proses pembelajaran di perguruan tinggi pada dasarnya merupakan penciptaan situasi belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen untuk membentuk sikap dan kepribadian yang baik para mahasiswa melalui pengajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Hal ini terkait dengan tujuan belajar dalam rangka mengubah sikap dan perilaku mahasiswa setelah menerima, memahami, dan menghayati materi kuliah yang diajarkan oleh dosen. Tentu saja hanya dosen yang profesional saja yang dapat menciptakan situasi kuliah efektif, yang mendorong mahasiswa untuk belajar yang lebih baik.
Dalam pandangan mahasiswa seorang dosen yang baik adalah dosen yang menguasai ilmu dan materi yang akan diajarkan, yang tampil dengan penuh percaya diri, tidak ragu-ragu, dan materi perkuliahan tidak banyak menyimpang dari yang seharusnya dibahas, sehingga mudah dimengerti oleh mahasiswa. Selain itu, yang juga diharapkan oleh para mahasiswa adalah dosen yang dapat memberi kuliah dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, menggunakan strategi atau metode yang memudahkan mahasiswa untuk mengerti, sistimatis, dan dapat menguasai kelas, sehingga kelas tidak gaduh, dan mahasiswa bisa mengikuti proses perkuliahan dengan serius. Di samping kehandalan dosen dalam mengelola proses pembelajaran, juga diharapkan keseriusan dosen memeriksa/menilai setiap pekerjaan/tugas yang diberikan kepada mahasiswa dan mendokumentasikan secara akurat nilai setiap mata kuliah yang diajarkan.
Jika semua dosen mempunyai kehandalan dalam memberikan layanan pembelajaran seperti yang dipaparkan di atas, maka dapat diduga  bahwa semakin handal dosen dalam memberikan layanan pembelajaran,  maka semakin baik kualitas layanan pembelajaran di UNM.

Minggu, 18 November 2012

Model ServQual (Service Quality)



Model SERVQUAL (singkatan dari service quality) dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithamel, dan Barry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa: reparasi peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon interlokal, perbankan ritel, dan pialang sekuritas. Model yang dikenal pula dengan istilah Gap Analysis Model ini berkaitan erat dengan model kepuasan pelanggan yang didasarkan pada ancangan diskonfirmasi ( Oliver,1997 dalam Tjiptono,2008). Ancangan ini menegaskan bahwa bila kinerja pada sebuah atribut (attribute performence) lebih besar dari ekspektasi (expectations) atas atribut yang bersangkutan, maka persepsi terhadap kualitas layanan akan positif atau sebaliknya.
Model SERVQUAL banyak diterapkan di berbagai perusahaan dan konteks industri. Popularitas instrumen survey Model SERVQUAL dikarenakan sejumlah keunggulan. Menurut Tjiptono (2008), pertama, instrumen Model SERVQUAL telah berkembang menjadi semacam standar untuk penilaian atas berbagai dimensi kualitas layanan. Kedua, berbagai riset telah menunjukkan bahwa instrumen Model SERVQUAL sahih (valid) untuk berbagai konteks layanan. Ketiga, riset juga mengindikasikan bahkan kuisioner Model SERVQUAL andal (reliable), artinya pertanyaan-pertanyaannya yang diinterpretasikan oleh responden. Keempat, instrumen SERVQUAL memenuhi kriteria parsimoni, karena hanya terdiri atas 22 item, sehingga bisa diisi dengan cepat oleh responden. Kelima, instrumen SERVQUAL memiliki prosedur baku yang memudahkan interpretasi hasil.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Analisis Data Statistik & Kualitas Tes


Kami Mahasiswa Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar (PEP PPs UNM) , siap memberikan jasa olah data, analisis data hasil penelitian skripsi, tesis dan disertasi dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dan analisis kualitas Tes (multiple choice dan essay) dengan menggunakan software ITEMAN, Master TAP (analisis klasik) dan Program R (analisis modern).
Analisis Data dari Berbagai Jurusan Mulai Dari:
  • Pendidikan
  • Sosial
  • Matematika
  • Ekonomi
  • Geografi
  • dan Masih banyak lagi sesuai dengan permintaan Klien.
Kami menerima Jasa Pengolahan Data Statistik, seperti regresi linier (sederhana dan berganda), korelasi, analysis of variance (anova), uji t, uji F, linieritas, uji normalitas, uji asumsi klasik (heteroskedastisitas, normalitas, multikolinearitas, autokorelasi), Kolmogorov Smirnov, validitas dan reliabilitas, one way/two way anova, path analysis, analisis butir soal, dll. Software olah data yang kami gunakan: SPSS,  dll. Hasil olah data statistik meliputi membaca dan interpretasinya.
Analisis soal yang kami maksud adalah menguji soal sejauhmana tingkat kesukaran, daya beda, daya pengecoh, dan pola jawaban. Kami akan menganalisis tes menggunakan dua pendekatan, yaitu menggunakan pendekatan klasik (menggunakan program ITEMAN, Master Tap) dan pendekatan modern (Program R)
Untuk permintaan jasa pengolahan data, Anda tinggal kirimkan via email data Anda dan sampaikan analisis apa yang Anda atau dosen Anda inginkan. Hasil analisis akan disampaikan berikut penjelasannya secara tertulis dan penjelasan lisan dengan media komunikasi bila dibutuhkan.
Tarif Jasa:
1. Analisis Data untuk Skripsi                    Rp.    500.000,- (+ interpretasi dan pembahasan) 
2. Analisis Data untuk Thesis / Disertasi     Rp. 1.500.000,- (+ interpretasi dan pembahasan)
3. Analisis Tes Klasik                                Rp.    100.000,- (+ interpretasi dan pembahasan)
4. Analisis Tes Modern                             Rp.     300.000,- (+ interpretasi dan pembahasan)
Hubungi Kami:
Abdul Zahir                                              Akbar Iskandar
Jl. Mamoa IV Makassar                            Jl.Manuruki 13 dalam no. 14
085214947864                         085255726616
abdulzahir86@gmail.com             Akbar.iskandar06@gmail.com
zahir_pep2011@yahoo.com 

Terima Kasih,semoga berberkah dan bermanfaat!!! 

Rabu, 10 Oktober 2012

Sidang Para Setan


Tepat pukul 00.00 dini hari. Angin laut berkelebat dengan begitu kencangnya. Pohon-pohon, daunnya nampak meringkik setelah embunnya menebal. Rembulan yang sejak tadi main petak umpet bersama bumi dibalik awan-awan hitam yang bergumpal, kali ini benar-benar menyelinap sunyi lama sekali. Udara berdesir seratus kali melebihi desisan ular kobra. Hari ini memang sudah diperhitungkan oleh para setan, bahwa semua manusia akan tertidur nyenyak dengan sendirinya tanpa sirep.
Nampak bergegas jutaan setan berduyun-duyun menuju astaka lengkap dengan anak keturunan. Mereka datang dari semua utusan pelosok propinsi, kabupaten, kota bahkan desa-desa. Semuanya merengsek ke Ibukota. Ruangan tempat sidang pun dibuat sangat terbuka nyaris seperti panggung raksasa yang membelah istana. Buyut –kakek-nenek – bapak-ibu-anak -cucu –cucut sampai cicit – nyaris tak ada yang ketinggalan. Masing-masing membawa segelas darah segar sebagai syarat pemberkatan berikutnya.
Malam yang sangat gelap dan teramat senyap keramat. Pertanda sidang para setan bisa dimulai.“Dini hari ini, apakah kalian sudah bisa bertanggung jawab memastikan bahwa tidak akan ada satu pun manusia yang akan bangun sholat Tahajud” kata pimpinan sidang sebelum sidang dimulai.“Kami jamin pimpinan sidang….”Serentak mereka menjawab dengan menundukkan anggota badannya sebagai tanda kesetiaan dan pengabdian total atas titah pimpinan.“Semua jam beker yang mereka pasang sudah saya off-kan tuan, bahkan di kedua telinganya sudah saya tulikan, agar tidurnya nyenyak, saya juga sudah buatkan bunga-bunga mimpi dalam tidur mereka sehingga perasaan mereka seakan-akan sudah sholat” salah satu dari setan itu memberikan penjelasan.“Baiklah, artinya…, apakah sidang akbar ini bisa dimulai?”“Siap tuan” jawab mereka serentak.“Dari absent yang kami terima, saya berterima kasih sekali bahwa kalian semua bisa hadir. Dan saya sudah membaca prestasi kalian.

Senin, 24 September 2012

KODE ETIK PENYELENGGARA PROGRAM

     Sudah menjadi kepatutan bahwa setiap profesi, punya kode etik yang sifatnya melekat pada setiap individu maupun organisasi. Bersifat melekat berarti keber-makna-an dan keber-ada-an sebuah standar yang paten harus dimiliki setiap individu dalam menjalankan profesi yang digelutinya. Keber-makna-an dalam hal ini didasarkan atas kerja-kerja profesionalitas dan keber-ada-an berarti kesanggupan dalam memegang sebuah "nilai" yang mengikat.
    Semua profesi (bukan pekerjaan,karena profesi dan pekerjaan sesuatu yang berbeda dalam hal pemaknaan dan kekuatan hukum) tentu memiliki "Kode Etik" sebagai patron dalam menjalankan kerja-kinerja profesionalitas. Bukan hanya Guru atau pendidik ataupun dokter yang punya kode etik, penyelenggara program pun sejogyanya memiliki kode etik, hal ini bisa diartikan sebagai "way of life" ataupun sistem nilai yang mesti dipegang.
        Dalam  kesempatan ini, akan diberikan gambaran yang jelas tentang kode etik penyelenggara pelayanan publik, dan ini berarti, penyelenggara program sebagai  penyelenggara pelayanan publik mesti terinternalisasi dalam setiap individu.
        Rasionalisasi pentingnya kode etik dipegang oleh penyelenggara program didasarkan pada:
  • Perlunya kerja profesional, terarah dan terukur sehingga tercapai target program
  • Perbedaan jenjang pendidikan, kemampuan dan latar belakang pendidikan
  • Perlunya satu langkah gerak yang sinkron dan sinergi dalam terciptanya perluasan akses, peningkatan mutu, dan manajemen  

Kamis, 20 September 2012

Konstruktivisme Dalam Pembelajaran

A. Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Tokoh yang berperan pada teori ini adalah Jean Piaget dan Vygotsky. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

Minggu, 09 September 2012

CONTOH ANALISIS PSIKOLOGIS RPP


ANALISIS RPP
DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGIS

A.           Pengantar Psikologi Pendidikan
Oleh karena pengajaran bersifat kompleks dan adanya variasi individu diantara siswa-siswa, maka pengajaran yang efektif bukanlah ‘satu hal yang cocok untuk semua orang’(Diaz,1997). Para guru juga harus menguasai berbagai perspektif dan strategi, serta fleksibel dalam menerapkannya. Kunci utama agar dapat menguasai hal tersebut adalah: 1). keterampilan dan pengetahuan profesional, serta 2). komitmen dan motivasi.
Guru-guru yang rang efektif mempunyai arahan yang baik pada tiap materi pengajaran yang diajarkan dan memiliki keterampilan dasar mengajar yang kuat. Mereka mempunyai strategi pengajaran yang sangat baik dan didukung oleh metode penentuan tujuan,perencanaan pengajaran, dan pengaturan kelas (class management). Mereka mengetahui cara memotivasi, berkomunikasi, dan bekerja secara efektif dengan siswa-siswa yang mempunyai tingkat keterampilan berbeda dan berasal dan latar belakang budaya yangberbeda pula. Guru-guru yang efektif juga mengerti cara untuk menggunakan tingkat teknologi yang tepat di kelas.
Karakterisik guru yang semakin sering disebut-sebut keinginan para siswa SMP adalah “pengetahuan sang guru tentang mata pelajaran mereka” (NASSP, 1997). Memiliki pemahaman akan konsep yang baik, fleksibel, dan mendalam tentang materi pelajaran adalah hal yang sangat diperlukan untuk menjadi seorang guru yang efektif. Tentu saja, pengetahuan akan materi pelajaran mencakup lebih dari sekadar fakta, istilah, dan konsep umum. Pengetahuan tersebut juga meliputi pengetahuan tentang pengaturan ide, hubungan antar ide, cara berpikir dan berpendapat, pola perubahan di dalam satu bidang ilmu, keyakinan tentang suatu ilmu, serta kemampuan untuk mencarikan ide-ide dan suatu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya. Sekarang sudah jelas bahwa kemampuan memiliki pemahaman yang mendalarn tentang mata pelajaran tersebut merupakan aspek penting yang menjadikan seorang guru sebagai guru yang kompeten (Ellis, 2007; Peters & 5. 2006; dan Van de Walle, 2007).
Pada tingkatan yang lebih luas, ada dua pendekatan utama yang menggolongkan cara guru mengajar: pembelajaran konstruktif dan pembelajaran secara langsung. Pendekatan konstruktif merupakan pusat dari filosofi pendidikan William James dan John Dewey. Pendekatan pembelajaran langsung hampir serupa dengan pandangan E. L. Thorndike.
Pendekatan para konstrukktif (constructivist approach) adalah pendekatan berpusat pada pembelajar (learner-centered) yang menekankan pentingnya para individu membangun pengetahuan dan pemahaman secara aktif melalui bimbingan dari guru. Dalam pandangan para guru yang konstruktif, guru seharusnya tidak hanya berusaha melimpahkan informasi ke pikiran anak-anak. Lebih dari itu, anak-anak harus didorong untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, menggambarkan, dan berpikir secara kritis dengan bimbingan yang berarti dan pengawasan yang saksama dari guru (Eby, Herrell, & Jordan, 2006; Halpern, 2006; Kafai, 2006). Para guru pembelajarannya konstruktif berargumen bahwa anak-anak telah terlalu lama diminta untuk duduk diam, menjadi pendengar pasif, dan menghafalkan informasi yang relevan dan tidak relevan (Henson, 2004; Silberman, 2006).

PENYAJIAN MATRIKS


         A.           Membangun Penyajian Matriks
Tidak ada kaidah yang pasti untuk membuat sebuah matriks. Agaknya, konstruksi matriks merupakan suatu tugas kreatif – namun sistematis – yang meningkatkan pemahaman anda mengenai substansi dan makna data besar anda, bahkan sebelum anda mulai memasuki informasi. Jadi, persoalannya bukanlah apakah seseorang membangun matriks yang “benar” tetapi apakah matriks itu fungsional sehingga bisa member jawaban terhadap pertanyaan yang anda ajukan atau mendorong cara-cara baru yang mencari peluang untuk menata (lay out) data agar memperoleh jawaban.
Unsur-unsur  Matriks
1.    Tujuan deskritif dan tujuan eksplanatori.
2.    Data situs tunggal dan situs ganda.
3.    Aturan dan tak beraturan.
4.    Waktu beraturan dan tak beraturan.
5.    Kategori variabel.
6.    Dua-arah, tiga-arah, N-arah...
7.    Entri sel
Aturan umum konstuksi matriks
1. Taruhlah penyajian itu di atas kertas yang lebar.
2. Jangan coba untuk melibatkan lebih dari 15 – 20 variabel dalam baris atau kolom ; 5 – 6 variabel kiranya lebih baik.
3. Bersiaplah membuat format awal, dan ulangi beberapa kali sesudah memasukkan data.
4. Mintalah seorang sejawat untuk memeriksa format anda.
5. Apabila matriks itu merupakan matriks beraturan, bersiaplah untuk mengubah deret dan kolom untuk sementara
6. Ingatlah untuk mengelompokkan kembali matriks yang rumit yang berisi banyak baris dan kolom ke dalam “urut-urutan” atau “keluarga” terdekat.
7. Terbukalah selalu terhadap gagasan untuk menambahkan baris ataupun kolom baru
8. Jagalah agar baris dan kolom tertata cukup bagus
9. Ingat-ingatlah bahwa masalah penelitian terlalu mungkin menuntut adanya seperangkat matriks

TEKNIK ANALISIS DATA



Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola , menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
Analisis Data Kualitatif adalah suatu proses yang meliputi:
  • Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
  • Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya,
  • Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, hubungan-hubungan dan temuan-temuan umum. (Seiddel, 1998)
Jadi menurut kami, Analisis Data Kualitatif adalah suatu upaya kegiatan yang meliputi proses mencatat, mengorganisasikan, mengelompokkan dan mensintesiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori data, mencari dan menemukan pola, hubungan- hubungan dan memaparkan temuan-temuan dalam bentuk deskripsi naratif, bagan, flow chart, matriks maupun gambar-gambar yang bisa dimengerti dan pahami oleh berbagai pihak.

Sabtu, 30 Juni 2012

Contoh Proposal Penelitian Evaluasi Program

Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda pada SMK 5 Makassar


I.               Pendahuluan
A.           Latar Belakang
Memasuki kerjasama ekonomi Negara-negara Asia Tenggara melalui Kawasan Perdagangan Bebas Asean (Asean Free Trade Area/AFTA) sejak tahun 2003 dan pasar bebas dunia tahun 2020 akan menimbulkan persaingan ketat baik barang jadi/komoditas maupun jasa. Ini berarti Indonesia harus meningkatkan daya saing baik mutu hasil produksi maupun jasa. Peningkatan daya saing ini dimulai dari penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan dimaksud. Jika kita tidak bisa mengantisipasi persiapan SDM yang berkualitas antara lain, berpendidikan, memiliki keahlian dan keterampilan terutama bagi tenaga kerja dalam jumlah yang memadai, maka Indonesia akan menjadi korban perdagangan bebas. Oleh karena itu, negara kita perlu menyiapkan SDM pada tingkat menengah yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia usaha. SDM dimaksud perlu dipersiapkan baik oleh pemerintah melalui DEPDIKNAS, DEPNAKER, dan/atau Departemen Perdagangan maupun oleh swasta melalui KADIN serta oleh masyarakat pengguna jasa.
Kepala Badan Pusat Statistik Jakarta menyatakan, bahwa Jumlah angkatan kerja yang menganggur hingga Februari 2005 mencapai10,9 juta orang. Tambahan pengangguran terjadi karena peningkatan angkatan kerja lebih besar daripada ketersediaan lapangan kerja. Jumlah angkatan kerja bertambah 1,8 juta orang yakni dari 104 juta orang pada Agustus 2004 sampai dengan Februari 2005 meningkat menjadi 105,8 juta orang (Maksum, 2005:1). Di Sulawesi Selatan pada akhir tahun 2002 dari sekitar 3,14 juta penduduk tercatat sekitar 0,12% juta orang (3,75%) adalah angkatan kerja sedang pencari pekerjaan sekitar 117.296 orang meningkat sebesar 35,71%. Hal ini menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan belum dapat menampung seluruh pencari kerja (Marsudi, dkk, 2008:1). Hal senada disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia (Yudhoyono, 2006:1), bahwa pemerintah juga menargetkan penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi jumlah tingkat pengangguran yang saat ini berkisar 10,24 persen dari total angkatan kerja. Oleh karena itu perlu ada reformasi dalam sistem pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap kerja. Jika tidak, maka pendidikan hanya menghasilkan pengangguran baru yang tidak terserap di lapangan kerja.

Senin, 04 Juni 2012

Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004


     Bab 1    : Pendahuluan
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dan sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam dikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau rnasih perlu perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, di samping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar, perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana.
Penilaian yang tepat bagi peserta didik tidak hanya menunjukkan perilaku peserta didik yang lengkap, tetapi juga perilaku Peserta didik yang hidup dan nyata yang sesuai dengan harapan orang tua. Kriteria perilaku yang signifikan dalam menulis bisa dipakai “locus of control” misalnya pada waktu peserta didik istirahat, penentuan topik, lokasi waktu, langkah, ujian, kegiatan portofolio, produk, projek dan kondisi lain yang menghasilkan sebuah tulisan. Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk: (1) menjamin agar program pembelajaran tetap sesuai dengan kurikulum, (2) memeriksa kelemahan dan kelebihan yang dimiliki peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, (3) mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran, dan (4) nienyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai seluruh atau sebagian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi.
Paling tidak terdapat tiga sikap yang dapat digunakan dalam penilaian, yaitu: rasa percaya, lebih tertarik, dan keyakinan bahwa proses pembelajaran akan sukses. Selain itu, pengaruh sikap mental guru akan melahirkan kerangka kerja responsif dalam mengajar.

Jumat, 27 April 2012

STANDAR EVALUASI PROGRAM

Standar merupakan aspek penting dari setiap praktek evaluasi. Standar membantu memastikan bahwa evaluator dan klien mereka berkomunikasi secara efektif dan mencapai pemahaman, yang jelas saling mengenal kriteria yang harus dipenuhi oleh evaluasi. Standar tersebut diperlukan untuk meniadakan kemungkinan bahwa salah satu stakeholder atau evaluator melakukan kecurangan, mungkin membelokkan hasil evaluasi yang sesuai dengan diri mereka sendiri. Tanpa standar yang mendefinisikan layanan evaluatif, kredibilitas prosedur evaluasi, hasil, atau pelaporan yang tersisa akan diragukan. Untuk lebih berwibawa dan kredibel, standar evaluasi harus mencerminkan konsensus umum oleh tokoh-tokoh terkemuka di organisasi profesi yang bersangkutan
Evaluator telah membentuk prinsip-prinsip standar yang digunakan untuk membimbing dan menilai pekerjaan mereka, Selama dua dekade terakhir, profesionalisme evaluasi telah cukup diperkuat oleh pengembangan dan penggunaan standar evaluasi. Selama ini, standar profesional, diarahkan pada praktek melalui prinsip-prinsip yang disepakati, telah menjadi bagian integral dari desakan masyarakat luas pada kriteria dan langkah-langkah untuk menjamin kualitas dan akuntabilitas evaluasi.
Ada beberapa standar yang digunakan Standar Evaluasi Program  yang dikembangkan oleh Badan Komite Bersama.  Standar Evaluasi pendidikan dan diakreditasi oleh Institut Standar Nasional Amerika; Panduan Prinsip-prinsip bagi Evaluator yang dikembangkan dan secara resmi disahkan oleh Asosiasi Evaluasi Amerika dan Komite Etik, Standar Audit Pemerintah yang dikembangkan oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS dan diperlukan  dalam Audit Program Pemerintah AS.
Komite Bersama (1994) mendefenisikan standar evaluasi sebagai “Prinsip yang disepakati bersama oleh orang yang terlibat dalam profesi evaluasi, dalam rangka meningkatkan kualitas dan keadilan evaluasi”. Satuan Tugas AEA mencatat bahwa prinsip evaluasi disediakan oleh evaluator dengan panduan yang bersifat umum, konseptual bukan operasional. Kantor Akuntabilitas pemerintah menggambarkan standar audit sebagai pernyataan pertanggung jawaban dari seorang auditor. Pada dasarnya, ketiga dokumen membuat prinsip umum, yang merupakan hal yang penting. Untuk membantu komunikasi, akan dibahas tentang standar evaluasi berdasarkan Standar Evaluasi Program, Pengembangan Prinsip Evaluasi AEA, dan Standar Audit Pemerintah. Ketiga  otoritas dokumen  memberikan arahan untuk membimbing dan mengarahkan studi program evaluasi.