Senin, 19 November 2012

Kualitas Layanan Pembelajaran



Proses pembelajaran di perguruan tinggi pada dasarnya merupakan penciptaan situasi belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen untuk membentuk sikap dan kepribadian yang baik para mahasiswa melalui pengajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Hal ini terkait dengan tujuan belajar dalam rangka mengubah sikap dan perilaku mahasiswa setelah menerima, memahami, dan menghayati materi kuliah yang diajarkan oleh dosen. Tentu saja hanya dosen yang profesional saja yang dapat menciptakan situasi kuliah efektif, yang mendorong mahasiswa untuk belajar yang lebih baik.
Dalam pandangan mahasiswa seorang dosen yang baik adalah dosen yang menguasai ilmu dan materi yang akan diajarkan, yang tampil dengan penuh percaya diri, tidak ragu-ragu, dan materi perkuliahan tidak banyak menyimpang dari yang seharusnya dibahas, sehingga mudah dimengerti oleh mahasiswa. Selain itu, yang juga diharapkan oleh para mahasiswa adalah dosen yang dapat memberi kuliah dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, menggunakan strategi atau metode yang memudahkan mahasiswa untuk mengerti, sistimatis, dan dapat menguasai kelas, sehingga kelas tidak gaduh, dan mahasiswa bisa mengikuti proses perkuliahan dengan serius. Di samping kehandalan dosen dalam mengelola proses pembelajaran, juga diharapkan keseriusan dosen memeriksa/menilai setiap pekerjaan/tugas yang diberikan kepada mahasiswa dan mendokumentasikan secara akurat nilai setiap mata kuliah yang diajarkan.
Jika semua dosen mempunyai kehandalan dalam memberikan layanan pembelajaran seperti yang dipaparkan di atas, maka dapat diduga  bahwa semakin handal dosen dalam memberikan layanan pembelajaran,  maka semakin baik kualitas layanan pembelajaran di UNM.

Minggu, 18 November 2012

Model ServQual (Service Quality)



Model SERVQUAL (singkatan dari service quality) dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithamel, dan Barry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa: reparasi peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon interlokal, perbankan ritel, dan pialang sekuritas. Model yang dikenal pula dengan istilah Gap Analysis Model ini berkaitan erat dengan model kepuasan pelanggan yang didasarkan pada ancangan diskonfirmasi ( Oliver,1997 dalam Tjiptono,2008). Ancangan ini menegaskan bahwa bila kinerja pada sebuah atribut (attribute performence) lebih besar dari ekspektasi (expectations) atas atribut yang bersangkutan, maka persepsi terhadap kualitas layanan akan positif atau sebaliknya.
Model SERVQUAL banyak diterapkan di berbagai perusahaan dan konteks industri. Popularitas instrumen survey Model SERVQUAL dikarenakan sejumlah keunggulan. Menurut Tjiptono (2008), pertama, instrumen Model SERVQUAL telah berkembang menjadi semacam standar untuk penilaian atas berbagai dimensi kualitas layanan. Kedua, berbagai riset telah menunjukkan bahwa instrumen Model SERVQUAL sahih (valid) untuk berbagai konteks layanan. Ketiga, riset juga mengindikasikan bahkan kuisioner Model SERVQUAL andal (reliable), artinya pertanyaan-pertanyaannya yang diinterpretasikan oleh responden. Keempat, instrumen SERVQUAL memenuhi kriteria parsimoni, karena hanya terdiri atas 22 item, sehingga bisa diisi dengan cepat oleh responden. Kelima, instrumen SERVQUAL memiliki prosedur baku yang memudahkan interpretasi hasil.