Sabtu, 16 Maret 2013

Rahasia Kecilku…

Aku lahir di bumi yang penuh misteri
Aku lahir tunggal
Mengada kemudian tanggal
Hingga aku sendiri tertinggal
Terhempas dari sesuatu yang mesti

Rahasia kecilku…
Serupa anak yang suka bermanja
Tak mirip tua yang nyaman bernostalgia
Tak punya apa selain canda dan tawa
Aku ganjil
Merasa ada yang janggal
Mungkin karena jiwa yang sangat dangkal

Rahasia kecilku…
Aku hanya anak kecil yang suka hujan
Tanpa payung setia berjalan
Berlari menapaki titian ataupun pematang
Gampang seperti menggenggam tangan
Seperti senja yang akan segera datang

Rahasia kecilku…
Tiada lelah ke sekolah
Pagi selalu ada uang receh
Cukup membeli tiga butir kelereng
Bahkan bisa seikat karet gelang
Semuanya bisa kupakai bermain di sore hari
Tak lupa setelah mengaji

Rahasia kecilku…
Aku ingin memberimu tanda
Agar engkau tetap waspada
Hingga lutut dan sikutmu tak berdarah
Ketika engkau terjatuh
Ketika engkau tak punya nama

Minggu, 10 Maret 2013

Angan-angan Senja


Senja datang menjelang, menjadi garis pemisah sore dan malam. Indah memang, tapi nuansa itu tak menyisakan berkas di hati. Siluet jingga itu memburam dalam nanar netraku. Tak kutemukan indah. Rasa ini sudah bertahun-tahun meraja dalam singgasana hatiku. Pedih melepaskannya. Dian Sastro telah berlalu dariku, jalinan cerita yang pernah kami rangkai,putus. Berderai. Berserakan tak menyisakan sebutir zarrah kedamaian. Kepergian Dian Sastro telah memasung jiwaku, memenjarakanku dalam bui nestapa. Ah...., pahit.

Masa depan serupa permata, cahaya berkilau merasuki angan-anganku. Pendarnya pun kemilau dan silaukan hidupku. Sadar akan kehilangannya, memberiku cemeti. mencambukku untuk membangun kembali puing-puing harapan. Aku kembali tegak, serupa Monas yang akan jadi saksi ikrar Anas Urbaningrum. Bawahnya kokoh, atasnya cemerlang bak emas pelambang cinta yang murni.

Aku gempita, ibarat adzan maghrib yang akan segera melantun, merasuki nala-nalar sadar para insani,syahdu. Aku diperhadapkan dalam sebuah pilihan yang berat dan aku pun terjebak. Oki Setiana Dewi atau Fatin Shidqia telah menjadi pelipur laraku. Aku berat memilih, karena kedua bunga ini telah bermahkota di taman hatiku