Senin, 09 Januari 2012

UNSUR-UNSUR METAFISIK DALAM TUBUH MANUSIA


Oleh: Hazrat Inayat Khan
Diterjemahkan oleh: R. Sunarman [ halida@tgl.mega.net.id ]
i. KOMPOSISI TUBUH FISIK

Tubuh fisik kita terdiri dari lima unsur utama, yang juga merupakan unsur penyusun seluruh alam semesta. Kulit, daging, dan tulang mempunyai sifat tanah. Darah, keringat, dan ludah menunjukkan sifat air. Panas di dalam tubuh dan sistem pencernaan menunjukkan sifat api. Napas dan kerja di dalam tubuh yang memungkinkan kita untuk meregang dan berkontraksi, dan daya untuk pergerakan yang tak membiarkan kita diam sesaat pun, menunjukkan unsur udara. Unsur ether di dalam tubuh mengendalikan kegiatan kita dan secara bertahap mengkonsumsi semua unsur lain. Karena itu anak-anak lebih aktif, sedangkan orang tua lebih tenang dan cenderung diam.

Itulah penjelasan kasar tentang berbagai bagian tubuh yang menunjukkan berbagai unsur. Mereka berkaitan sebagai berikut: tulang dengan unsur tanah; daging dengan air; darah dengan api; kulit dengan udara; rambut dengan ether.

Di dalam tulang tidak ada sensasi sebagaimana dalam tanah. Pengerutan dan pengembangan jaringan, rasa sakit pada daging, dan pengaruh air baik ke dalam maupun ke luar, membuktikan bahwa daging berhubungan dengan unsur air. Sirkulasi darah secara mutlak bergantung kepada panas; ia mengalir ketika unsur api bekerja. Udara mempengaruhi kulit. Pada cuaca yang panas kulit menjadi lebih gelap, dan lebih terang bila dingin; menjadi kasar bila cuaca buruk, dan halus ketika cuaca baik. Gelap-terangnya kulit terutama dipengaruhi oleh keadaan iklim tempat seseorang dilahirkan dan tinggal. Rambut berkaitan dengan ether dan paling tidak peka, tidak terasa bila dipotong atau dibakar.

Pengeluaran tiap jenis kotoran tubuh dipengaruhi oleh unsur tertentu. Gerakannya disebabkan oleh tanah; kencing disebabkan oleh unsur air; keringat oleh api; ludah oleh udara; mani oleh ether.

Minggu, 08 Januari 2012

RESUME TUGAS PENELITIAN KUANTITATIF


Metode kausal-komparatif ditujukan pada penemuan penyebab yang mungkin terjadi pada pola perilaku dengan membandingkan subjek yang ada dengan subjek serupa. Penelitian ini adalah jenis penelitian survei eks post facto, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variable-variabel bebas  karena manifestasinya sudah terjadi atau variable-variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi..
Metode kausal komparatif sering digunakan sebagai pengganti metode eksperimental karena akan melihat hubungan sebab dan akibat seperti contoh kita ingin melakukan penelitian pendidikan yang tidak memungkinkan memanipulasi eksperimentalnya.
Metode perbandingan kausal adalah salah satu pendekatan untuk menjelajahi hubungan antara variabel (dua, tiga atau lebih variabel). Metode ini banyak digunakan oleh peneliti sekarang. Hal ini karena teknik statistik yang terkait dengan metode komparatif kausal, kemudian Uji t dan analisis varians adalah statistik yang paling umum untuk menguji hipotesisnya, bidang statistik korelasional, regresi berganda khususnya, dapat dilakukan dengan uji t dan analisis varians serta analisis lainnya.
Penelitian ini bersifat ex post pacto, yaitu data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu), artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung. Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai variabel dependen) dan menguji data itu dengan menelusur kembali kemasa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.
Tujuan penelitian ini dalam rangka untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat  dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada  dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

VALIDITAS INTERNAL DAN EXTERNAL PADA PENELITIAN EXPERIMEN


Donald Campbell dan Julian Stanley menulis sebuah makalah lama yang membedakan antar model-model experimen yang berkenaan dengan validitas-validitas internalnya. Adapun bvaliditas internal sebuah experiment adalah perpanjangan variable-variabel tambahan yang telah dikontrol oleh peneliti. Jika variable tambahan tidak dikontrol dalam proses experimennya, maka kita tidak dapat mengetahui apakah perubahan-perubahan yang diamati pada beberapa tahap experiment merupakan penyebab perlakuan experiment atau merupakan sekedar variable tambahan.
Untuk mendemonstrasikan pentingnya upaya kontrol/pengamatan pada variable-variabel tambahan itu, kita seyogyanya menyadari bahwa satu saja masalah penelitian akan mempengaruhi analisa experimennya nanti. Seperti contoh, seorang peneliti sebaiknya mengevaluasi keefektifan program pengembangan kemampuan baca yang baru saja diterapkan (program remedial). Pada tahun pertama, dia (peneliti) memilih 100 siswa  untuk ikut program tersebut (program pengembangan kemampuan baca); semua siswa tersebut memenuhi persyaratan skor tertentu setidaknya dua angka dibawah angka normal pada tes kemampuan baca. Setelah ikut dalam program remedial pada tahun pertama, kemudian sekali lagi siswa tersebut diberikan tes kemampuan baca. Peneliti mungkin menduga menemukan prestasi yang lebih besar, secara statistik telah terjadi peningkatan hasil yang signifikan (hal tersebut ditentukan dari kedua tes yang sebelumnya sudah dilakukan).