Kamis, 20 Desember 2012

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL IPA (Importance Performanced Analysis)

        Pada postingan-postingan sebelumnya, kita telah membahas kualitas-layanan-pembelajaran dan salah satu metode analisis yang bisa digunakan.adalah model-servqual-service-quality. Pada kesempatan ini, kita akan mencoba menganalisis kualitas layanan pembelajaran dengan menggunakan model analisis yang lain, yakni menggunakan model IPA (Importance Performanced Analysis). Sebagai contoh kasus, model ini coba diterapkan untuk menganalisis kualitas layanan pembelajaran di program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (PRODI PEP PPs UNM).
Responden dalam penelitian ini sebanyak 20 mahasiswa, terdiri dari 16 mahasiswa reguler angkatan 2012, 2 mahasiswa dari kelas pengawasan, dan 2 mahasiswa dari angkatan 2011.  Pengambilan responden diberikan secara acak. Peneliti menganggap bahwa 20 responden tersebut merepresentasekan mahasiswa PEP secara keseluruhan.
Untuk menguraikan data-data yang telah diperoleh, peneliti menggunakan analisis IPA (Importance Performanced Analysis). Analisis IPA digunakan untuk mengetahui dimensi-dimensi apa saja yang harus diprioritaskan dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pembelajaran yang ada di PRODI PEP PPs UNM. Dalam analisis kesenjangan  (gap) digunakan untuk melihat kesenjangan antara kualitas layanan suatu atribut yang dialami dengan harapan mahasiswa terhadap atribut tersebut. Sedangkan analisis kuadran dapat diketahui respon mahasiswa terhadap atribut yang diplotkan berdasarkan kualitas layanan dan harapan mahasiswa dari atribut tersebut.

Dalam penelitian ini, tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan sekor nilai kualitas layanan yang dialamai dengan layanan yang diharapkan. Formula yang digunakan untuk penilaian tingkat kesesuaian  adalah:
TKi = Xi / Yi    x  100%
Dimana, TKi = Tingkat Kesesuaian ke-i
   Xi   = Sekor Penilaian kualitas layanan yang dialami
   Yi   = Sekor Penilaian kualitas layanan yang diharapkan
Menurut Martila dan James (1997), kategorisasi tingkat kesesuaian didasarkan pada presentase yang didapatkan, jika berada pada kisaran 0-44% berarti tidak sesuai. Kisaran 45%-64% kurang sesuai, pada kisaran 65%-84% berarti cukup sesuai, dan bila berada pada kisaran 85%-100%, berarti telah sesuai antara kualitas layanan yang dialami dengan kualitas layanan yang diharapkan.

1.             Tingkat kesusaian kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM
Tingkat kesesuaian kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM yang dimaksudkan adalah hasil perbandingan bobot sekor nilai kualitas layanan yang diharapkan dengan  (harapan mahasiswa) dengan bobot sekor nilai kualitas layanan yang dialami (persepsi mahasiswa).
Berdasarkan bobot masing-masing dimensi kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM, maka hasil analisis tingkat kesesuaian kualitas layanan pembelajaran berdasarkan 5 dimensi kualitas layanan dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan untuk melihat tingkat kesesuaian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:


Tabel 1. Tingkat kesesuaian 5 dimensi layanan
Dimensi Kualitas
Dialami
% Tingkat Kesesuaian
harapan
Bobot
Rerata
Bobot
Rerata
Kehandalan
463
4,63
80,66 (cukup sesuai)
574
5,74
Daya Tanggap
583
4,86
85,11 (sesuai)
684
5,71
Jaminan
503
5,03
86,13 (sesuai)
584
5,84
Empati
345
4,31
78,95 (cukup sesuai)
437
5,46
Bukti Fisik
276
4,6
79,54 (cukup sesuai)
347
5,78

Tabel 2. Tingkat kesesuaian kualitas layanan
Kualitas Layanan
Bobot
Tingkat Kesesuaian
Dialami
2170
82,64
(cukup sesuai)
Diharapkan
2626

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase tingkat kesesuaian antara kualitas layanan pembelajaran yang dialami dan yang diharapkan mahasiswa pada PRODI PEP PPs UNM secara keseluruhan berada pada kisaran 65%-84% berarti dianggap cukup sesuai. Bila dilihat disetiap dimensinya, hanya ada 2 dimensi yang sesuai yaitu dimensi daya tanggap dan dimensi jaminan, sedangkan ada 3 dimensi lainnya berada pada kategori cukup sesuai, yakni dimensi kehandalan, empati, dan bukti fisik. Selanjutnya jika dilihat hasil analisis tingkat kesesuaian kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM berdasarkan butir-butir untuk setiap dimensi kualitas layanan adalah sebagai berikut:
a.             Hasil analisis tingkat kesesuaian dimensi kehandalan
Hasil analisis kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi  kehandalan yang menjadi prioritas perbaikan yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 3 menunjukkan tingkat kesesuaian antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP PPs UNM berdasarkan dimensi kehandalan.

Tabel 3. Tingkat kesesuaian dimensi kehandalan
Butir Dimensi
Dialami
% Tingkat Kesesuaian
Diharapkan
Bobot
Rerata
Bobot
Rerata
Kesesuaian pelaksanaan proses belajar mengajar dengan jadwal yang telah ditentukan
77
3,83
69,37
cukup sesuai
111
5,55
Keseriusan dosen memeriksa/menilai setiap pekerjaan/tugas yang diberikan kepada mahasiswa
90
4,5
76,27
cukup sesuai
118
5,9
Kehandalan dosen menyajikan materi dengan menggunakan strategi atau metode yang memudahkan mahasiswa untuk mengerti
112
5,6
95,73
sesuai
117
5,85
Keakuratan dosen mendokumentasikan/ mengarsipkan nilai setiap mata kuliah yang diajarkan
87
4,35
76,32
cukup sesuai
114
5,7
Kelugasan dosen dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa (tidak berbelit-belit)
97
4,85
85,09
sesuai
114
5,7

Pada tabel 3 diatas, dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi kehandalan ada 2 butir yang berada pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dimensi kehandalan kualitas layanan yang dialami sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu ada 3 butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen sering mengajar tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan, begitupun keseriusan dan akuratan dosen dalam memberikan penilaian.
b.             Hasil analisis tingkat kesesuaian dimensi daya tanggap
Hasil analisis kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi  daya tanggap yang menjadi prioritas perbaikan yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 4 menunjukkan tingkat kesesuaian antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP PPs UNM berdasarkan dimensi daya tanggap.
Tabel 4. Tingkat kesesuaian dimensi daya tanggap
Butir Dimensi
Dialami
% Tingkat Kesesuaian
Diharapkan
Bobot
Rerata
Bobot
Rerata
Kesediaan dosen meluangkan waktu untuk ditanya/diskusi di luar kelas
93
4,65
82,30
cukup sesuai
113
5,65
Kesediaan dosen membimbing mahasiswa sesuai jadwal yang telah dijanjikan
93
4,65
82,30
cukup sesuai
113
5,65
Kesediaan dosen dihubungi oleh mahasiswa (termasuk melalui telepon) pada jam kerja
95
4,75
83,33
cukup sesuai
114
5,7
Kesediaan dosen membantu mahasiswa mendapatkan materi kuliah/bahan pembelajaran dari dosen
97
4,85
84,35
cukup sesuai
115
5,75
Kesediaan dosen untuk berdiskusi dan membagi ide dalam kelas bersama mahasiswa
104
5,2
90,44
sesuai
115
5,75
Kesediaan dosen mendengar/menanggapi aspirasi mahasiswa
101
5,05
87,83
sesuai
115
5,75

Pada tabel 4 diatas, dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi daya tanggap ada 2 butir yang berada pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dimensi daya tanggap kualitas layanan yang dialami sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu ada 4 butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen kurang bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi di luar kelas, membimbing, dihubungi dan membantu mahasiswa mendapatkan materi kuliah.
c.              Hasil analisis tingkat kesesuaian dimensi jaminan
Hasil analisis kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi  jaminan yang menjadi prioritas perbaikan yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 5 menunjukkan tingkat kesesuaian antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP PPs UNM berdasarkan dimensi jaminan.
Tabel 5. Tingkat kesesuaian dimensi jaminan
Butir Dimensi
Dialami
% Tingkat Kesesuaian
Diharapkan
Bobot
Rerata
Bobot
Rerata
Kesesuaian kompetensi/kualifikasi dosen dengan matakualiah yang diampuh
97
4,85
82,91
cukup sesuai
117
5,85
Penguasaan dosen terhadap materi matakuliah yang diajarkan
100
5
84,75
cukup sesuai
118
5,9
Keramahan dosen dalam melayani mahasiswa
103
5,15
86,56
sesuai
119
5,95
Keamanan (perasaan) dan kenyamanan selama berhubungan dengan dosen
98
4,9
85,95
sesuai
114
5,7
Penampilan dosen (kerapian) dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
105
5,25
90,52
sesuai
116
5,8

Pada tabel 5 diatas, dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi jaminan ada 3 butir yang berada pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dimensi daya tanggap kualitas layanan yang dialami sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu ada 2 butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensinya dan penguasaan materi yang diajarkan hanya dianggap cukup oleh mahasiswa.
d.             Hasil analisis tingkat kesesuaian dimensi empati
Hasil analisis kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi  jaminan yang menjadi prioritas perbaikan yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 6 menunjukkan tingkat kesesuaian antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP PPs UNM berdasarkan dimensi jaminan.
Tabel 6. Tingkat kesesuaian dimensi empati
Butir Dimensi
Dialami
% Tingkat Kesesuaian
Diharapkan
Bobot
Rerata
Bobot
Rerata
Perhatian Dosen terhadap masalah akademis yang dihadapi mahasiswa
92
4,6
80
cukup sesuai
115
5,75
Kepedulian Dosen dalam membantu mengatasi masalah pribadi (non akademis) mahasiswa
79
3,95
74,53
cukup sesuai
106
5,3
Ketulusan Dosen dalam membantu mengatasi kesulitan/kebutuhan pribadi mahasiswa
82
4,1
78,10
cukup sesuai
105
5,25
Perhatian dosen terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa setelah kuliah
92
4,6
82,88
cukup sesuai
111
5,55

Pada tabel 6 diatas, dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi empati, semua butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen dianggap cukup dalam memberikan perhatian dan kepedulian terhadap mahasiswa, baik yang berhubungan dengan akademis ataupun non akademis.
e.              Hasil analisis tingkat kesesuaian dimensi bukti fisik
Hasil analisis kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi  bukti fisik yang menjadi prioritas perbaikan yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 7 menunjukkan tingkat kesesuaian antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP PPs UNM berdasarkan dimensi bukti fisik.
Tabel 7. Tingkat kesesuaian dimensi bukti fisik
Butir Dimensi
Dialami
% Tingkat Kesesuaian
Diharapkan
Bobot
Rerata
Bobot
Rerata
Ketersediaan materi/ referensi kuliah dari dosen

92
4,6
80
cukup sesuai
115
5,75
Ketersedian referensi kuliah di perpustakaan dalam kampus
79
3,95
69,30
cukup sesuai
114
5,7
Ketersedian sarana multimedia (komputer, LCD proyektor, internet) yang dapat digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran.
105
5,25
88,98
sesuai
118
5,9

Pada tabel 7 diatas, dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi jaminan ada 1 butir yang berada pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dimensi daya tanggap kualitas layanan yang dialami sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu ada 2 butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen tidak menyediakan referensi kuliah dan hal ini diperparah karena program studi tidak memiliki perpustakaan.


2.             Analisis Kuadran (Diagram Kartesius)
Berdasakan hasil analisis kuadran, maka dapat diketahui dimensi-dimensi kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM yang terdapat dalam kuadran  I, II, III, dan IV serta implikasinya terhadap hasil tersebut. Adapun interpretasi dan implikasi dari dimensi kualitas pembelajaran terhadap kuadran yang terdapat dalam Diagram Kartesius tersebut dijelaskan pada gambar 2 berikut ini:
Gambar 2. Diagram Kartesius Layanan Pembelajaran PRODI PEP PPs UNM
Pada gambar 2 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari dimensi-dimensi kualitas layanan pembelajaran yang diberikan  dosen PRODI PEP PPs UNM yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan satu persatu sebagai berikut:
Kuadran I menunjukkan dimensi-dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini perlu diprioritaskan. Ada 2 dimensi layanan, yaitu dimensi kehandalan dan bukti fisik yang perlu dijadikan prioritas utama, dalam artian layanan yang diberikan perlu diperbaiki.
Kuadran II menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan. Ada 2 dimensi layanan, yaitu dimensi daya tanggap dan jaminan yang perlu dipertahankan, dalam artian layanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa pada berada pada tingkat rendah. Dimensi empati berada pada kuadran ini dan hanya dijadikan prioritas rendah.
Kuadran IV menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan. PRODI PEP PPs UNM tidak perlu melakukan apapun karena tidak ada dimensi layanan yang berada di kuadran ini.
Selanjutnya jika dilihat dari hasil analisis kuadran kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM berdasarkan setiap dimensi kualitas layanan pembelajaran sebagai berikut:
a.             Hasil analisis kuadran dimensi kehandalan
Hasil perhitungan rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP dari butir-butir yang merupakan  dimensi kehandalan digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius. Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran. Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini:
Gambar 3. Diagram Kartesius dimensi kehandalan
Pada gambar 3 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir pelaksanaan dimensi kehandalan yang berhubungan dengan kualitas layanan yang diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi  dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I menunjukkan butir-butir dimensi kehandalan yang mempengaruhi harapan mahasiswa atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Butir 2 tentang keseriusan dosen dalam memeriksa pekerjaan mahasiswa perlu menjadi prioritas utama, sehingga layanan dalam dimensi kehandalan dapat ditingkatkan.
Kuadran II menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan. Butir 3, yaitu kehandalan dosen menyajikan materi perlu dipertahankan, dalam artian layanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa pada berada pada tingkat rendah. Butir 1 tentang kesesuaian pelaksanaan mengajar dengan jadwal yang ditetapkan dan butir 4 tentang keakuratan dosen dalam mendokumentasikan nilai dianggap kurang penting.
Kuadran IV menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan. Butir 5 tentang kelugasan dosen dalam melayani mahasiswa dianggap berlebihan dalam hal layanan, hal ini disebabkan karena mahasiswa menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir tersebut, akan tetapi layanan yng diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik sekali, sehingga sangat memuaskan.
b.             Hasil analisis kuadran dimensi daya tanggap
Hasil perhitungan rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP dari butir-butir yang merupakan  dimensi daya tanggap digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius. Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran. Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini:
Gambar 4. Diagram Kartesius dimensi Daya Tanggap
Pada gambar 4 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir pelaksanaan dimensi kehandalan yang berhubungan dengan kualitas layanan yang diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi  dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I menunjukkan butir-butir dimensi daya tanggap yang mempengaruhi harapan mahasiswa atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Butir 9 tentang kesediaan dosen dalam membantu mahasiswa mendapatkanperlu materi kuliah menjadi prioritas utama, sehingga layanan dalam dimensi daya tanggap dapat ditingkatkan.
Kuadran II menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan. Butir 10, yaitu tentang kesediaan dosen untuk berdiskusi dengan mahasiswa perlu dipertahankan, dan butir 11 tentang kesediaan dosen dalam menanggapi aspirasi mahasiswa dalam artian layanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa pada berada pada tingkat rendah. Butir 6 tentang kesediaan dosen untuk berdiskusi dengan mahasiswa di luar kelas, butir 7 tentang kesediaan dosen membimbing mahasiswa sesuai jadwal dan butir 8 tentang kesedian dosen dihubungi mahasiswa pada jam kerja.
Kuadran IV menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan. Tidak ada butir dalam kuadran ini. Mahasiswa menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir-butir tersebut, akan tetapi layanan yang diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik, sehingga memuaskan.
c.              Hasil analisis kuadran dimensi jaminan
Hasil perhitungan rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP dari butir-butir yang merupakan  dimensi jaminan digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius. Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran. Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini:
Gambar 5. Diagram Kartesius dimensi jaminan
Pada gambar 5 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir pelaksanaan dimensi jaminan yang berhubungan dengan kualitas layanan yang diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi  dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I menunjukkan butir-butir dimensi jaminan yang mempengaruhi harapan mahasiswa atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Butir 12 tentang kesesuaian kualifikasi dosen dengan mata kuliah yang diampuh dan butir 13 tentang penguasaan dosen terhadap materi kuliah yang diajarkan perlu menjadi prioritas utama, sehingga layanan dalam dimensi kehandalan dapat ditingkatkan.
Kuadran II menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan. Butir 14, yaitu keramahan dalam melayani mahasiswa perlu dipertahankan, dalam artian layanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa pada berada pada tingkat rendah. Butir 15 tentang perasaan aman dan nyaman selama mahasiswa berhubungan dengan dosen dianggap kurang penting.
Kuadran IV menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan. Butir 16 tentang penampilan dosen/kerapian dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dianggap berlebihan dalam hal layanan, hal ini disebabkan karena mahasiswa menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir tersebut, akan tetapi layanan yng diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik sekali, sehingga sangat memuaskan.
d.             Hasil analisis kuadran dimensi empati
Hasil perhitungan rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP dari butir-butir yang merupakan  dimensi empati digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius. Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran. Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini:



Gambar 6. Diagram Kartesius dimensi empati
Pada gambar 6 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir pelaksanaan dimensi empati yang berhubungan dengan kualitas layanan yang diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi  dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I menunjukkan butir-butir dimensi empati yang mempengaruhi harapan mahasiswa atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Tidak ada butir yang berada pada kuadran ini, hal ini berarti bahwa tidak yang perlu diprioritaskan dalam penangannya. Hal ini menggambarkan bahwa butir-butir ini dalam kualitas layanan yang diberikan oleh dosen lebih rendah dari layanan yang diharpkan mahasiswa.
Kuadran II menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan. Butir-butir dalam kuadran ini penangananya perlu dipertahankan, karena umumnya kualitas layanan yang telah diberikan dosen sesuai dengan harapan mahasiswa. Butir-butir dimensi jaminan  yang termasuk dalam kuadran ini adalah: (17) perhatian dosen terhadap masalah akademis mahasiswa, dan (20) perhatian dosen terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa setelah kuliah.
Kuadran III menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa pada berada pada tingkat rendah. Butir 18 tentang kepedulian dosen terhadap masalah non akademis mahasiswa dan butir 19 tentang ketulusan dosen dalam membantu mengatasi kesulitan/kebutuhan pribadi mahasiswa dianggap kurang penting.
Kuadran IV menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan. Tidak ada butir dalam kuadran ini. Mahasiswa menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir-butir tersebut, akan tetapi layanan yang diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik, sehingga memuaskan.
e.              Hasil analisis kuadran dimensi bukti fisik
Hasil perhitungan rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP dari butir-butir yang merupakan  dimensi empati digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius. Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran. Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini:




Gambar 7. Diagram Kartesius dimensi bukti fisik
Pada gambar 7 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir pelaksanaan dimensi bukti yang berhubungan dengan kualitas layanan yang diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi  dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I menunjukkan butir-butir dimensi bukti fisik yang mempengaruhi harapan mahasiswa atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Tidak ada butir yang berada pada kuadran ini, hal ini berarti bahwa tidak yang perlu diprioritaskan dalam penangannya. Hal ini menggambarkan bahwa butir-butir ini dalam kualitas layanan yang diberikan oleh dosen lebih rendah dari layanan yang diharpkan mahasiswa.
Kuadran II menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan. Butir-butir dalam kuadran ini penangananya perlu dipertahankan, karena umumnya kualitas layanan yang telah diberikan dosen sesuai dengan harapan mahasiswa. Butir-butir dimensi jaminan  yang termasuk dalam kuadran ini adalah: (23) ketersediaan sarana multimedia (komputer, LCD Proyektor, internet) yang dapat digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran
Kuadran III menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa pada berada pada tingkat rendah. Butir 21 tentang ketersediaan materi/referensi kuliah dari dosen dan butir 22 tentang ketersediaan referensi kuliah di perpustakaan kampus dianggap kurang penting.
Kuadran IV menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan. Tidak ada butir dalam kuadran ini. Mahasiswa menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir-butir tersebut, akan tetapi layanan yang diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik, sehingga memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar