Minggu, 09 September 2012

CONTOH ANALISIS PSIKOLOGIS RPP


ANALISIS RPP
DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGIS

A.           Pengantar Psikologi Pendidikan
Oleh karena pengajaran bersifat kompleks dan adanya variasi individu diantara siswa-siswa, maka pengajaran yang efektif bukanlah ‘satu hal yang cocok untuk semua orang’(Diaz,1997). Para guru juga harus menguasai berbagai perspektif dan strategi, serta fleksibel dalam menerapkannya. Kunci utama agar dapat menguasai hal tersebut adalah: 1). keterampilan dan pengetahuan profesional, serta 2). komitmen dan motivasi.
Guru-guru yang rang efektif mempunyai arahan yang baik pada tiap materi pengajaran yang diajarkan dan memiliki keterampilan dasar mengajar yang kuat. Mereka mempunyai strategi pengajaran yang sangat baik dan didukung oleh metode penentuan tujuan,perencanaan pengajaran, dan pengaturan kelas (class management). Mereka mengetahui cara memotivasi, berkomunikasi, dan bekerja secara efektif dengan siswa-siswa yang mempunyai tingkat keterampilan berbeda dan berasal dan latar belakang budaya yangberbeda pula. Guru-guru yang efektif juga mengerti cara untuk menggunakan tingkat teknologi yang tepat di kelas.
Karakterisik guru yang semakin sering disebut-sebut keinginan para siswa SMP adalah “pengetahuan sang guru tentang mata pelajaran mereka” (NASSP, 1997). Memiliki pemahaman akan konsep yang baik, fleksibel, dan mendalam tentang materi pelajaran adalah hal yang sangat diperlukan untuk menjadi seorang guru yang efektif. Tentu saja, pengetahuan akan materi pelajaran mencakup lebih dari sekadar fakta, istilah, dan konsep umum. Pengetahuan tersebut juga meliputi pengetahuan tentang pengaturan ide, hubungan antar ide, cara berpikir dan berpendapat, pola perubahan di dalam satu bidang ilmu, keyakinan tentang suatu ilmu, serta kemampuan untuk mencarikan ide-ide dan suatu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya. Sekarang sudah jelas bahwa kemampuan memiliki pemahaman yang mendalarn tentang mata pelajaran tersebut merupakan aspek penting yang menjadikan seorang guru sebagai guru yang kompeten (Ellis, 2007; Peters & 5. 2006; dan Van de Walle, 2007).
Pada tingkatan yang lebih luas, ada dua pendekatan utama yang menggolongkan cara guru mengajar: pembelajaran konstruktif dan pembelajaran secara langsung. Pendekatan konstruktif merupakan pusat dari filosofi pendidikan William James dan John Dewey. Pendekatan pembelajaran langsung hampir serupa dengan pandangan E. L. Thorndike.
Pendekatan para konstrukktif (constructivist approach) adalah pendekatan berpusat pada pembelajar (learner-centered) yang menekankan pentingnya para individu membangun pengetahuan dan pemahaman secara aktif melalui bimbingan dari guru. Dalam pandangan para guru yang konstruktif, guru seharusnya tidak hanya berusaha melimpahkan informasi ke pikiran anak-anak. Lebih dari itu, anak-anak harus didorong untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, menggambarkan, dan berpikir secara kritis dengan bimbingan yang berarti dan pengawasan yang saksama dari guru (Eby, Herrell, & Jordan, 2006; Halpern, 2006; Kafai, 2006). Para guru pembelajarannya konstruktif berargumen bahwa anak-anak telah terlalu lama diminta untuk duduk diam, menjadi pendengar pasif, dan menghafalkan informasi yang relevan dan tidak relevan (Henson, 2004; Silberman, 2006).

Sebaliknya, pendekatan pembelajaran langsung (direct instruction approach) adalah suatu pendekatan terstruktur dan berpusat pada guru yang digolongkan berdasarkan arahan dan kontrol dari guru, harapan guru yang tinggi atas kemajuan siswa, waktu maksimum yang dihabiskan oleh para siswa untuk menyelesaikan tugas akademis, dan upaya-upaya dan guru untuk meminimalisasi pengaruh negatif. Tujuan penting dalam pendekatan pembelajaran langsung adalah memaksimalkan waktu belajar (Stevenson, 2000).

B.            Analisis RPP dengan Psikologi Pendidikan
Berdasarkan pengantar di atas, dalam menganalisa rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan sudut pandang psikologis, RPP mata pelajaran fisika akan saya coba tinjau dengan menggunakan sudut pandang konstruktif dan tradisional.
Baik penganut pembelajaran konstruktif maupun yang lebih tradisional, para guru yang efektif menentukan tujuan yang luhur untuk pengajaran mereka dan melakukan pengaturan rencana agar mencapai tujuan tersebut (Blumenfeld, Mark, & Harris,2006; Mecee, sertaAnderman, & Anderman,2006).
Dalam RPP ini (terlampir), sudah tergambarkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.  Guru telah mengembangkan kriteria tertentu untuk keberhasilannya, menghabiskan banyak waktu dalam merencanakan pengajarannya, serta mengatur pelajaran mereka untuk memaksimalkan pembelajaran siswa. Tujuan ini direalisasikan dengan cara membuat pelajaran tersebut menantang dan menarik.
Konsep kelistrikan dan penerapannya diajarkan dengan menekankan konsep kontekstual. Listrik dijelaskan dengan bahasa siswa sendiri, sehingga peserta didik bisa memahami dan menguasainya. Agar lebih berkenan, kelistrikan lebih diarahkan dengan kondisi realitas yang ada pada peserta didik, atau penerapannya dipahamkan kepada siswa dengan benda-benda atau alat kelistrikan yang pernah mereka lihat dan mereka tahu.
RPP ini sangat jelas merunut langkah-langkah konseptual dalam pencapaian tujuan. Secara psikologis, akan memberikan komitmen dan motivasi kepada guru sehingga menumbuhkan sikap baik dan perhatian kepada siswa. Guru-guru yang efektif mempunyai rasa percaya diri pada efikasi diri (self-sfficacy) mereka dan tidak memberikan emosi negatif menghilangkan motivasi mereka, dan menghadirkan sikap positif dan antusiasme ke kelas.
Sistem pembelajaran efektif sudah direncakan dengan baik dalam RPP ini. Model pembelajaran kooperatif learning type STAD, hal ini berarti mengandung pengertian sebagai suatu pembelajaran yang menggunakan grup kecil dimana siswa bekerjasama belajar satu sama lain, berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan, saling berkomunikasi, saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Ibrahim, dkk (2000) mengemukakan ciri-ciri metode pembelajaran kooperatif antara lain:
a.    Siswa bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajamya.
b.    Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.    Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya suku dan jenis kelamin berbeda.
d.   Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok ketimbang individu.
Berdasarkan pengakuan Ibrahim di atas, model pembelajaran efektif yang dilakukan akan membantu siswa memahami materi pelajaran juga melatih kemampuan siswa dalarn kerja sama kelompok. Dalam tipe STAD, sebuah kewajiban bagi guru untuk memberikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi untuk berkooperatif atau kerjasama.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah (Linda Lundgren, 1994; dalam Ibrahim dkk, 2000), antara lain:
1.         Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
2.         Rasa harga diri menjadi tinggi.
3.         Memperbaiki sikap terhadap mata pelajaran dan sekolah.
4.         Memperbaiki kehadiran.
5.         Angka putus sekolah mejadi lebih rendah.
6.         Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,
7.         Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
8.         Konflik antar pribadi berkurang.
9.         Sikap apatis berkurang.
10.     Pemahaman yang lebih mendalam.
11.     Motivasi lebih besar
12.     Hasil belajar lebih tinggi.
13.     Retensi lebih lama.
14.     Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Beberapa hal di atas sangat penting dalam sudut pandang psikologis. Di samping itu, keadilan penilaian sangat diharap dilakukan oleh guru karena akan memberikan pengaruh positif terhadap minat dan harapan peserta didik dalam mata pelajaran tersebut dan dalam RPP ini, sudah ada kejelasan kriteria yang memungkinkan hal tersebut tercapai.
Satu hal yang penting, menurut Valerie Pang (2005), bahwa kebanyakan guru kurang mempertimbangkan konteks budaya dan latar belakang budaya yang terdapat pada siswa-siswa di kelas. Lebih lanjut Pang mengatakan guru-guru harus mengenal lingkungan sekolah, sehingga terwujud sistem assessmen yang baik.

C.           Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, RPP (lampiran) dari sudut pandang psikologis, menurut saya sudah cukup bagus. Komitmen dan kemauan memotivasi siswa sangat tergambar jelas, hal ini memberikan sebuah stimulus pada guru dan siswa untuk menekankan keefektifan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar