Selasa, 03 Januari 2012

VALIDATAS INSTRUMEN



A.           Pengertian Validitas Instrumen
Di dalam buku Encyclopedia of Educationan Evaluation yang ditulis oleh Scarvia B. Anderson, dkk disebutkan:
“A test is valid if it measures what it porpuse to measure”
Atau jika diartikan, sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “shahih”. (Arikunto, 65)
Valid menurut Gronlund (1990) dapat diartikan sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen evaluasi. Sedangkan Gay (1982) dan Jhonson dan Jhonson (2002) menerangkan bahwa instrumen valid ketika instrumen yang digunakan mengukur apa yang hendak diukur.
Validitas instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur atau derajat ketepatan atau tingkat kesahihan. Validitas instrumen mempunyai beberapa makna penting, diantaranya sebagai berikut.
1.      Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan instrumen itu sendiri.
2.      Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan kategori yang bisa mencakup kategori rendah, sedang, dan tinggi.
3.      Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan bahwa instrumen valid untuk satu tujuan saja. Tes valid untuk bidang studi matematika, tidak cocok untuk digunakandi biologi.
Validitas yang berkaitan untuk siapa perlu diperhatikan, karena menyangkut dengan membangun gambaran atau deskripsi terhadap suatu grup normal. Derajat validitas hanya berlaku untuk suatu kelompok tertentu yang telah direncanakan. Contohnya, tes pada anak, tak bisa dipakai pada orang dewasa, akan berbeda bentuk dan substansinya. Oleh karena itu, tidak aneh jika instrumen direncanakan bervariasi bentuk maupun isinya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
B.            Macam-macam Validitas Instrumen
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan yang kedua disebut validitas empiris (empirical validity). Namun secara metodologis, validitas dapat dibedakan dalam empat (4) macam, yaitu validitas isi, konstruk, konkuren, dan prediksi. Tetapi, pada dasarnya keempat macam vadilitas ini merupakan bagian dari validitas logis dan empiris.
1.             Validitas Logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika”, yang artinya  penalaran. Dengan demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjukkan pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang  terpenuhi karena instrumen sudah dirancang dengan baik, mengikuti teori, dan ketentuan yang ada. Validitas  logis utamanya didasarkan pada pertimbangan dari para pakar atau ahli (expert judgment).
a.       Validitas Isi
Yang dimaksud validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Valid isi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan apakah item–item evaluasi menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingun diukur. Sedangkan validitas teknik sampling berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel item tes merepresentasekan total cakupan isi.
Validitas isi artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari isi tes tersebut. Untuk menilai apakah suatu tes memiliki validitas isi atau tidak dapat kita lakukan dengan jalan membandingkan materi tes tersebut dengan analisis rasional yang kita lakukan terhadap bahan-bahan yang seharusnya digunakan dalam menyusun tes tersebut. (http://masfrana.blogspot.com/makalah-evaluasi-pengajaran.html)
Kadang-kadang tes validitas isi juga disebut face validity (validitas wajah).walaupun hal tersebut masih meragukan, karena validitas wajah hanya menggambarkan derajat dimana sebuah interpretasi tes tampak mengukur, tetapi tidak menggambarkan secara psikometrik apa yang ingin diusahakan dapat diukur. Proses ini sering digunakan sebagai awal menyaring dalam tes pilihan.
Validitas isi mempunyai peranan penting dan umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Para ahli menginterpretasi tes atau melakukan perbandingan antara apa yang harus dimasukkan dengan apa yang ingin diukur yang telah direfleksikan menjadi tujuan tes.(Sukardi, 2009:33)
b.      Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical construct. Secara defenitif, konstruk merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobservasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya memalui salah  satu atau dua indera kita. Validitas susunan artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut
Kesahihan konstruk diperoleh dari hasil analisis faktor, yaitu jumlah factor yang diukur suatu tes. Bukti kesahihan kontruk diperoleh dari hasil penggunaan tes secara empiris. Pada dasarnya kontruk yang dukur adalah satu atau dengan kata lain dimensi alat ukur adalah satu. Apabila yang dinilai adalah kemampuan matematika, maka yang dinilai adalah kemampuan matematika saja, bukan atau tidak ada unsur tulisan atau bahasa yang dinilai. (http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/validitas-dan-reliabilitas-tes )
2.             Validitas Empiris
Istilah validitas empiris memuat kata “empiris” yang artinya pengalaman. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila telah diuji dari pengalaman, bukan sekedar penalaran semata. Validitas empiris membandingkan instrumen dengan kriterium atau aturan tertentu. Kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondisi instrumen yang dimaksud ada dua, yaitu: yang sudah tersedia dan yang belum ada tetapi akan terjadi diwaktu yang akan datang.
a.       Validitas Konkuren
Seperti disebutkan di atas, validitas empiris mempunya kriterium yang ada dan inilah yang dimaksud dengan validitas konkuren (validitas “ada sekarang” atau validitas bandingan). Validitas kokuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Validitas konkuren ditentukan dengan membangun analisis  hubungan atau perbedaan.
Cara yang digunakan untuk menilai validitas bandingan ialah dengan jalan mengkolerasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan hasil-hasil yang dicapai dalam tes yang sejenis yang telah diketahui mempunyai validitas yang tinggi (misalnya tes standar). Tinggi rendahnya koefisien kolerasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya validitas tes yang akan kita nilai kualitasnya.Hasil yang dicapai atau koefesien validitas yang muncul menunjukkan derajat hubungan validitas tes yang baru. Jika koefesiennya tinggi, maka tes yang baru memiliki validitas konkuren yang baik, begitupun sebaliknya. (http://masfrana.blogspot.com/makalah-evaluasi-pengajaran.html)
b.      Validitas Prediksi
Validitas prediksi atau validitas ramalan artinya ketepatan (kejituan) daripada suatu alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes tesebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian. Misalnya suatu tes hasil belajar dapat dikatakan mempunyai validitas ramalan yang tinggi, apabila hasil yang dicapai oleh siswa dalam tes tersebut betul-betul dapat meramalkan sukses tidaknya siswa tersebut dalam pelajaran-pelajaran yang akan datang. Cara yang digunakan untuk menilai tinggi rendahnya validitas ramalan ini ialah dengan jalan mencari kolerasi antara nilai-nilai yang dicapainya kemudian.
Apabila koefisien korelasi yang diperoleh cukup tinggi, maka berarti validitas ramalan tes tersebut cukup tinggi. Sebaliknya pula apabila koefisien kolerasi yang diperoleh rendah, maka berarti pula validitas tes tersebut rendah.
Validitas prediksi suatu tes pada umumnya ditentukan dengan membangun hubungan antara skor tes dan beberapa ukuran keberhasilan dalam situasi tertentu yang digunakan untuk memprediksi keberhasilan, yang selanjutnya disebut prediktor. Sedangkan tingkah laku yang hendak diprediksi disebut kriterion.

C.           Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas Instrumen
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar menurut Sukardi (2009:38), yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang berasal dari objek tes (misalnya siswa) yang bersangkutan.
1.             Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi diantaranya sebagai berikut.
a.       Arahan tes yang disusun dengan makna yang tidak jelas sehingga mengurangi validitas tes.
b.      Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi terlalu sulit.
c.       Item-item soal dikonstruksi dengan jelek.
d.      Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan maternya.
e.       Waktu alokasinya tidak tepat
f.       Jumlah item tes tidak representatif dari materinya
g.      Jawaban masing-masing item bisa diprediksi oleh objek tes
2.             Faktor yang berasal dari luar tes
Faktor ini dapat mengurangi validitas interpretasi tes evaluasi, diantaranya sebagai berikut.
a.       Waktu pengerjaan tidak cukup bagi objek tes.
b.      Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
c.       Adanya pihak tertentu yang masuk dan menjawab item tes yang diberikan

3.             Faktor yang berasal dari objek tes
Seringkali terjadi interpretasi terhadap item-item tes tidak valid, bukan karena tes yang tidak baik, waktu yang tidak cukup, tetapi karena dipengaruhi oleh jawaban objek tes (siswa).  Ini bisa disebabkan karena psikologis objek tes atau disebabkan kondisi lingkungan yang tidak nyaman sehingga konsentrasi objek tes terganggu.

D.           Cara Mengetahui Validitas Instrumen
Sekali lagi diulangi bahwa sebuah tes dikatakan valid (memiliki validitas) jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium.
1.             Validitas Alat Ukur
Teknik yang digunakan dalam mengukur validitas alat ukur adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
a.              Korelasi product moment dengan simpangan
    

b.             Korelasi product moment dengan angka kasar

2.             Validitas item
Pengertian umum untuk validitas item adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk menghitungnya bisa menggunakan rumus product moment dengan angka kasar seperti di atas. Selain itu, bisa juga menggunakan rumus lain yaitu koefesien korelasi biserial.

3.             Tes Terstandar sebagai Kriterium
Tes standar adalah tes yang telah dicoba berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes terstandar sebagai kriterium dilakukan dengan mengalikan koefesien validitas yang diperoleh dengan koefesien validitas tes terstandar tersebut atau dengan kata lain hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar dikali koefesien validitas tes terstandar.
4.             Validitas Faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas item soal, masih ada lagi yang perlu diketahui, yaitu faktor-faktor atau bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok-pokok bahasan atau mungkin sekelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar