Selasa, 27 Maret 2012

TEORI PIAGET TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF (beberapa kesimpulan)

Teori Piaget adalah kisah terpadu yang menjelaskan bagaiman faktor biologis dan pengalaman membentuk perkembangan kognitif. Piaget berpikir sebagaimana tubuh fisik kita memiliki struktur yang memampukan kita beradaptasi dengan dunia. Piaget menekankan bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri , informasi dari lingkungan tidak begitu saja dituangkan ke dalam pikiran pikiran mereka.
Proses-proses Perkembangan
Piaget yakin bahwa proses-proses penting tersebut meliputi:
1. Skema
Dalam teori Piaget, aksi atau representasi mental yang mengorganisasikan pengetahuan. Skema bayi disusun oleh tindakan sederhana yang diterapkan pada objek-objek tertentu, contohnya tindakan menyusu, melihat, menggenggam. Anak-anak yang lebih tua memiliki skema yang meliputi berbagai strategi dan perencanaan untuk mengatasi masalah. Saat mencapai masa dewasa, menyusun beragam skema dalam jumlah amat besar.
2. Asimilasi
Asimilasi terjadi ketika anak-anak memasukkan informasi baru ke dalam skema-skema yang ada.
3. Akomodasi
Akomodasi terjadi ketika anak-anak menyesuaikan skema-skema mereka dengan informasi dan pengalaman-pengalaman baru.
4. Organisasi
Adalah pengelompokan perilaku-perilaku dan pemikiran-pemikiran yang terisolasi ke dalam sistem yang lebih teratur dan lebih tinggi.
5. Penyeimbangan
Adalah suatu mekanisme yang diajukan Piaget untuk bagaimana anak-anak berpindah dari suatu tahapan pemikiran ke tahapan pemikiran berikutnya. Perpindahan ini terjadi karena anak mengalami konflik kognitif kognitif dalam usahanya memahami dunia sampai akhirnya dapat menyelesaikan konflik tersebut dan mencapai suatu keseimbangan pemikiran.
Hasil proses-proses ini, menurut Piaget adalah individu-individu mengalami empat tahapan perkembangan. Tahapan itu meliputi:
1. Tahapan Sensorimotor
Tahap perkembangan pertama menurut Piaget, berawal dari kelahiran sampai usia 2 tahun; bayi menyusun pemahaman duniawi dengan mengkoordinasi pengalaman sensoris (contohnya melihat dan mendengar) dengan aksi motorik.
Piaget membagi tahapan ini menjadi 6 subtahapan yaitu:
a. Refleks-refleks Sederhana
Sensasi dan tindakan dikoordinasikan melalui perilaku refleks.
b. Kebiasaan-kebiasaan (habits) yang pertama dan reaksi-reaksi sirkuler primer
Bayi mengkoordinasi sensasi dengan dua tipe skema yaitu : kebiasaan dan reaksi sirkuler primer.
Kebiasaan adalah skema yang didasarkan pada suatu refleks yang seluruhnya terpisah dari stimulus yang mendatangkannya.
Reaksi sirkuler primer adalah sebuah skema yang didasarkan pada usaha menghasilkan kembali suatu kejadian yang awalnya terjadi secara kebetulan.
c. Reaksi-reaksi Sirkuler Sekunder
Bayi menjadi lebih berorientasi pada objek, berpindah dari keasyikan dirinya sendiri. Skema yang dibentuk oleh bayi tidaklah dibentuk dengan sengaja.
d. Koordinasi terhadap reaksi sirkuler sekunder
Mengkoordinasikan pandangan dan sentuhan, gerakan menjadi lebih terarah.
e. Reaksi-reaksi sirkuler tersier, kesenangan baru, dan keingintahuan
Reaksi sirkuler tersier adalah skema dimana bayi secara sadar mengeksplorasi berbagai kemungkinana baru atas objek-objek di sekitarnya. Menandai dimulainya keingintahuan manusia dan minat terhadap kesenangan baru.
f. Skema-skema internalisasi
Bayi mengembangkan kemampuan menggunakan simbol-simbol promitif yang memampukan bayi berpikir tentang kejadian-kejadian konkret tanpa harus memperagakannya atau merasakannya.
2. Tahapan Praoperasional
Tahap kedua perkembangan Piaget, di usia 2-7 tahun; anak mulai menggambarkan dunia melalui gambar, kata dan coretan. Pemikiran praoperasional dapat dibagi menjadi sub-sub tahapan, yaitu:
a. Fungsi Simbolik
Pada tahap ini, anak meraih kemampuan untuk mewakili objek yang tak terlihat secara mental
b. Pemikiran Intuitif
Anak mulai mempraktekkan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban dari berbagai pertanyaan.
3. Tahapan Operasional Konkret
Tahap ketiga Piaget, pada sekitar usia 7-11 tahun; anak mampu melakukan tidakan operatif, dan nalar logis menggantikan nalar intuitif sepanjang nalar tersebut bisa diterapkan pada cotoh spesifik dan konkret.
4. Tahapan Operasional Formal
Tahap keempat dan terakhir menurut Piaget, muncul sekitar usia 11-15; individu bergerak melewati pengalaman konkret dan berpikir secara lebih abstrak dan logis.
Tahapan
Rentang Usia
Deskripsi
Sensorimotor
0 hingga 2 tahun
Bayi memperoleh pengetahuan tentang dunia dari tindakan-tindakan fisik yang mereka lakukan. Bayi mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan-tindakan fisik, seseorang bayi berkembang dari tindakan refleksif, instingtif pada saat kelahiran hingga berkembangannya pemikiran simbolik awal pada akhir tahapan ini.
Praoperasional
2 hingga 7 tahun
Anak mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk memahami dunianya. Pemikiran-pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui hubungan informasi sensorik dengan tidakan fisik. Akan tetapi, ada beberapa hambatan dalam pemikiran anak pada tahapan ini, seperti egosentrisme dan sentralisme
Operasional Konkret
7 hingga 11 tahun
Anak mampu berpikir logis mengenai kejadian-kejadian konkret, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek menjadi kelas-kelas hierarki (klasifikasi) dan menempatkan objek-objek dalam urutan yang teratur (serialisasi)
Operasional Formal
11 tahun hingga masa dewasa
Remaja berpikir secara lebih abstrak, idealis, dan logis (hipotetis-deduktif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar