Pada postingan-postingan sebelumnya, kita telah membahas kualitas-layanan-pembelajaran dan salah satu metode analisis yang bisa digunakan.adalah model-servqual-service-quality. Pada kesempatan ini, kita akan mencoba menganalisis kualitas layanan pembelajaran dengan menggunakan model analisis yang lain, yakni menggunakan model IPA (Importance Performanced Analysis). Sebagai contoh kasus, model ini coba diterapkan untuk menganalisis kualitas layanan pembelajaran di program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (PRODI PEP PPs UNM).
Responden
dalam penelitian ini sebanyak 20 mahasiswa, terdiri dari 16 mahasiswa reguler
angkatan 2012, 2 mahasiswa dari kelas pengawasan, dan 2 mahasiswa dari angkatan
2011. Pengambilan responden diberikan
secara acak. Peneliti menganggap bahwa 20 responden
tersebut merepresentasekan mahasiswa PEP secara keseluruhan.
Untuk
menguraikan data-data yang telah diperoleh, peneliti menggunakan analisis IPA (Importance
Performanced Analysis). Analisis IPA digunakan untuk mengetahui
dimensi-dimensi apa saja yang harus diprioritaskan dalam upaya meningkatkan
kualitas layanan pembelajaran yang ada di PRODI PEP PPs UNM. Dalam analisis
kesenjangan (gap) digunakan untuk melihat kesenjangan antara kualitas layanan suatu
atribut yang dialami dengan harapan mahasiswa terhadap atribut tersebut.
Sedangkan analisis kuadran dapat diketahui respon mahasiswa terhadap atribut
yang diplotkan berdasarkan kualitas layanan dan harapan mahasiswa dari atribut
tersebut.
Dalam
penelitian ini, tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan sekor nilai
kualitas layanan yang dialamai dengan layanan yang diharapkan. Formula yang
digunakan untuk penilaian tingkat kesesuaian
adalah:
TKi
= Xi / Yi x 100%
Dimana, TKi = Tingkat Kesesuaian ke-i
Xi =
Sekor Penilaian kualitas layanan yang dialami
Yi =
Sekor Penilaian kualitas layanan yang diharapkan
Menurut
Martila dan James (1997), kategorisasi tingkat kesesuaian didasarkan pada
presentase yang didapatkan, jika berada pada kisaran 0-44% berarti tidak
sesuai. Kisaran 45%-64% kurang sesuai, pada kisaran 65%-84% berarti cukup
sesuai, dan bila berada pada kisaran 85%-100%, berarti telah sesuai antara
kualitas layanan yang dialami dengan kualitas layanan yang diharapkan.
1.
Tingkat
kesusaian kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM
Tingkat
kesesuaian kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM yang dimaksudkan
adalah hasil perbandingan bobot sekor nilai kualitas layanan yang diharapkan
dengan (harapan mahasiswa) dengan bobot
sekor nilai kualitas layanan yang dialami (persepsi mahasiswa).
Berdasarkan
bobot masing-masing dimensi kualitas layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM,
maka hasil analisis tingkat kesesuaian kualitas layanan pembelajaran
berdasarkan 5 dimensi kualitas layanan dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan
untuk melihat tingkat kesesuaian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini:
Tabel
1. Tingkat kesesuaian 5 dimensi layanan
Dimensi
Kualitas
|
Dialami
|
%
Tingkat Kesesuaian
|
harapan
|
||
Bobot
|
Rerata
|
Bobot
|
Rerata
|
||
Kehandalan
|
463
|
4,63
|
80,66
(cukup sesuai)
|
574
|
5,74
|
Daya Tanggap
|
583
|
4,86
|
85,11
(sesuai)
|
684
|
5,71
|
Jaminan
|
503
|
5,03
|
86,13
(sesuai)
|
584
|
5,84
|
Empati
|
345
|
4,31
|
78,95
(cukup sesuai)
|
437
|
5,46
|
Bukti Fisik
|
276
|
4,6
|
79,54
(cukup sesuai)
|
347
|
5,78
|
Tabel
2. Tingkat kesesuaian kualitas layanan
Kualitas
Layanan
|
Bobot
|
Tingkat
Kesesuaian
|
Dialami
|
2170
|
82,64
(cukup sesuai)
|
Diharapkan
|
2626
|
Pada
tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase tingkat kesesuaian antara kualitas
layanan pembelajaran yang dialami dan yang diharapkan mahasiswa pada PRODI PEP
PPs UNM secara keseluruhan berada pada kisaran 65%-84% berarti dianggap cukup
sesuai. Bila dilihat disetiap dimensinya, hanya ada 2 dimensi yang sesuai yaitu
dimensi daya tanggap dan dimensi jaminan, sedangkan ada 3 dimensi lainnya
berada pada kategori cukup sesuai, yakni dimensi kehandalan, empati, dan bukti
fisik. Selanjutnya jika dilihat hasil analisis tingkat kesesuaian kualitas
layanan pembelajaran PRODI PEP PPs UNM berdasarkan butir-butir untuk setiap
dimensi kualitas layanan adalah sebagai berikut:
a.
Hasil
analisis tingkat kesesuaian dimensi kehandalan
Hasil
analisis kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari
dimensi kehandalan yang menjadi
prioritas perbaikan yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas
layanan yang dialami dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 3
menunjukkan tingkat kesesuaian antara kualitas layanan yang dialami dengan yang
diharapkan mahasiswa PRODI PEP PPs UNM berdasarkan dimensi kehandalan.
Tabel 3. Tingkat kesesuaian dimensi
kehandalan
Butir Dimensi
|
Dialami
|
% Tingkat Kesesuaian
|
Diharapkan
|
||
Bobot
|
Rerata
|
Bobot
|
Rerata
|
||
Kesesuaian pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan jadwal yang telah ditentukan
|
77
|
3,83
|
69,37
cukup sesuai
|
111
|
5,55
|
Keseriusan dosen memeriksa/menilai
setiap pekerjaan/tugas yang diberikan kepada mahasiswa
|
90
|
4,5
|
76,27
cukup sesuai
|
118
|
5,9
|
Kehandalan
dosen menyajikan materi dengan menggunakan strategi atau metode yang
memudahkan mahasiswa untuk mengerti
|
112
|
5,6
|
95,73
sesuai
|
117
|
5,85
|
Keakuratan dosen mendokumentasikan/
mengarsipkan nilai setiap mata kuliah yang diajarkan
|
87
|
4,35
|
76,32
cukup sesuai
|
114
|
5,7
|
Kelugasan dosen dalam memberikan
pelayanan kepada mahasiswa (tidak berbelit-belit)
|
97
|
4,85
|
85,09
sesuai
|
114
|
5,7
|
Pada tabel 3 diatas,
dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara
kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh
mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi kehandalan ada 2 butir yang
berada pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pada dimensi kehandalan kualitas layanan yang dialami sesuai dengan yang
diharapkan. Selain itu ada 3 butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang
berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta
dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen sering mengajar tidak sesuai
dengan jadwal yang ditentukan, begitupun keseriusan dan akuratan dosen dalam
memberikan penilaian.
b.
Hasil
analisis tingkat kesesuaian dimensi daya tanggap
Hasil analisis
kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi daya tanggap yang menjadi prioritas perbaikan
yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami
dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 4 menunjukkan tingkat kesesuaian
antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP
PPs UNM berdasarkan dimensi daya tanggap.
Tabel 4. Tingkat kesesuaian dimensi
daya tanggap
Butir Dimensi
|
Dialami
|
% Tingkat Kesesuaian
|
Diharapkan
|
||
Bobot
|
Rerata
|
Bobot
|
Rerata
|
||
Kesediaan dosen meluangkan waktu untuk
ditanya/diskusi di luar kelas
|
93
|
4,65
|
82,30
cukup sesuai
|
113
|
5,65
|
Kesediaan dosen membimbing mahasiswa
sesuai jadwal yang telah dijanjikan
|
93
|
4,65
|
82,30
cukup sesuai
|
113
|
5,65
|
Kesediaan dosen dihubungi oleh
mahasiswa (termasuk melalui telepon) pada jam kerja
|
95
|
4,75
|
83,33
cukup sesuai
|
114
|
5,7
|
Kesediaan dosen membantu mahasiswa
mendapatkan materi kuliah/bahan pembelajaran dari dosen
|
97
|
4,85
|
84,35
cukup sesuai
|
115
|
5,75
|
Kesediaan dosen untuk berdiskusi dan
membagi ide dalam kelas bersama mahasiswa
|
104
|
5,2
|
90,44
sesuai
|
115
|
5,75
|
Kesediaan
dosen mendengar/menanggapi aspirasi mahasiswa
|
101
|
5,05
|
87,83
sesuai
|
115
|
5,75
|
Pada tabel 4 diatas,
dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara
kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh
mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi daya tanggap ada 2 butir yang
berada pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pada dimensi daya tanggap kualitas layanan yang dialami sesuai dengan
yang diharapkan. Selain itu ada 4 butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang
berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta
dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen kurang bersedia meluangkan
waktu untuk berdiskusi di luar kelas, membimbing, dihubungi dan membantu
mahasiswa mendapatkan materi kuliah.
c.
Hasil
analisis tingkat kesesuaian dimensi jaminan
Hasil analisis
kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi jaminan yang menjadi prioritas perbaikan yang
dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami
dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 5 menunjukkan tingkat kesesuaian
antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP
PPs UNM berdasarkan dimensi jaminan.
Tabel 5. Tingkat kesesuaian dimensi
jaminan
Butir Dimensi
|
Dialami
|
% Tingkat Kesesuaian
|
Diharapkan
|
||
Bobot
|
Rerata
|
Bobot
|
Rerata
|
||
Kesesuaian kompetensi/kualifikasi
dosen dengan matakualiah yang diampuh
|
97
|
4,85
|
82,91
cukup sesuai
|
117
|
5,85
|
Penguasaan dosen terhadap materi
matakuliah yang diajarkan
|
100
|
5
|
84,75
cukup sesuai
|
118
|
5,9
|
Keramahan dosen dalam melayani
mahasiswa
|
103
|
5,15
|
86,56
sesuai
|
119
|
5,95
|
Keamanan
(perasaan) dan kenyamanan selama berhubungan dengan dosen
|
98
|
4,9
|
85,95
sesuai
|
114
|
5,7
|
Penampilan dosen (kerapian) dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar
|
105
|
5,25
|
90,52
sesuai
|
116
|
5,8
|
Pada tabel 5 diatas,
dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara
kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh
mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi jaminan ada 3 butir yang berada
pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada
dimensi daya tanggap kualitas layanan yang dialami sesuai dengan yang
diharapkan. Selain itu ada 2 butir yang berada pada kisaran 65%-84%, yang
berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan memperhatikan fakta
dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen yang mengajar tidak sesuai
dengan kompetensinya dan penguasaan materi yang diajarkan hanya dianggap cukup
oleh mahasiswa.
d.
Hasil
analisis tingkat kesesuaian dimensi empati
Hasil analisis
kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi jaminan yang menjadi prioritas perbaikan yang
dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami
dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 6 menunjukkan tingkat kesesuaian
antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP
PPs UNM berdasarkan dimensi jaminan.
Tabel 6. Tingkat kesesuaian dimensi
empati
Butir Dimensi
|
Dialami
|
% Tingkat Kesesuaian
|
Diharapkan
|
||
Bobot
|
Rerata
|
Bobot
|
Rerata
|
||
Perhatian Dosen terhadap masalah
akademis yang dihadapi mahasiswa
|
92
|
4,6
|
80
cukup sesuai
|
115
|
5,75
|
Kepedulian Dosen dalam membantu
mengatasi masalah pribadi (non akademis) mahasiswa
|
79
|
3,95
|
74,53
cukup sesuai
|
106
|
5,3
|
Ketulusan Dosen dalam membantu
mengatasi kesulitan/kebutuhan pribadi mahasiswa
|
82
|
4,1
|
78,10
cukup sesuai
|
105
|
5,25
|
Perhatian dosen terhadap peningkatan
pengetahuan mahasiswa setelah kuliah
|
92
|
4,6
|
82,88
cukup sesuai
|
111
|
5,55
|
Pada tabel 6 diatas,
dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat kesesuaian antara
kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang diharapkan oleh
mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi empati, semua butir yang berada
pada kisaran 65%-84%, yang berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut
dengan memperhatikan fakta dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen dianggap
cukup dalam memberikan perhatian dan kepedulian terhadap mahasiswa, baik yang
berhubungan dengan akademis ataupun non akademis.
e.
Hasil
analisis tingkat kesesuaian dimensi bukti fisik
Hasil analisis
kesesuaian dilakukan untuk mengetahui prioritas butir-butir dari dimensi bukti fisik yang menjadi prioritas perbaikan
yang dinilai berdasarkan persentase perbandingan kualitas layanan yang dialami
dengan yang diharapakan oleh responden. Tabel 7 menunjukkan tingkat kesesuaian
antara kualitas layanan yang dialami dengan yang diharapkan mahasiswa PRODI PEP
PPs UNM berdasarkan dimensi bukti fisik.
Tabel 7. Tingkat kesesuaian dimensi
bukti fisik
Butir Dimensi
|
Dialami
|
% Tingkat Kesesuaian
|
Diharapkan
|
||
Bobot
|
Rerata
|
Bobot
|
Rerata
|
||
Ketersediaan materi/ referensi kuliah
dari dosen
|
92
|
4,6
|
80
cukup sesuai
|
115
|
5,75
|
Ketersedian referensi kuliah di
perpustakaan dalam kampus
|
79
|
3,95
|
69,30
cukup sesuai
|
114
|
5,7
|
Ketersedian sarana multimedia
(komputer, LCD proyektor, internet) yang dapat digunakan dosen dan mahasiswa
dalam pembelajaran.
|
105
|
5,25
|
88,98
sesuai
|
118
|
5,9
|
Pada
tabel 7 diatas, dapat dilihat hasil analisis bahwa persentase tingkat
kesesuaian antara kualitas layanan pembelajaran yang dialami dengan yang
diharapkan oleh mahasiswa PEP pada setiap butir dalam dimensi jaminan ada 1
butir yang berada pada kisaran 85%-100%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada dimensi daya tanggap kualitas layanan yang dialami
sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu ada 2 butir yang berada pada kisaran
65%-84%, yang berarti cukup sesuai. Berdasarkan hasil tersebut dengan
memperhatikan fakta dilapangan, mahasiswa PEP berpendapat bahwa dosen tidak
menyediakan referensi kuliah dan hal ini diperparah karena program studi tidak
memiliki perpustakaan.
2.
Analisis
Kuadran (Diagram Kartesius)
Berdasakan
hasil analisis kuadran, maka dapat diketahui dimensi-dimensi kualitas layanan pembelajaran
PRODI PEP PPs UNM yang terdapat dalam kuadran
I, II, III, dan IV serta implikasinya terhadap hasil tersebut. Adapun
interpretasi dan implikasi dari dimensi kualitas pembelajaran terhadap kuadran
yang terdapat dalam Diagram Kartesius tersebut dijelaskan pada gambar 2 berikut
ini:
Gambar
2. Diagram Kartesius Layanan Pembelajaran PRODI PEP PPs UNM
Pada
gambar 2 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari dimensi-dimensi
kualitas layanan pembelajaran yang diberikan
dosen PRODI PEP PPs UNM yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran.
Adapun interpretasi dan implikasi dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius
tersebut dapat dijelaskan satu persatu sebagai berikut:
Kuadran I
menunjukkan dimensi-dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran ini
perlu diprioritaskan. Ada 2 dimensi layanan, yaitu dimensi kehandalan dan bukti
fisik yang perlu dijadikan prioritas utama, dalam artian layanan yang diberikan
perlu diperbaiki.
Kuadran II
menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran
ini perlu dipertahankan. Ada 2 dimensi layanan, yaitu dimensi daya tanggap dan
jaminan yang perlu dipertahankan, dalam artian layanan yang diberikan sudah
sesuai dengan harapan layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III
menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran
ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau
cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa pada berada
pada tingkat rendah. Dimensi empati berada pada kuadran ini dan hanya dijadikan
prioritas rendah.
Kuadran IV
menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada
dalam kuadran ini dinilai berlebihan. PRODI PEP PPs UNM tidak perlu melakukan
apapun karena tidak ada dimensi layanan yang berada di kuadran ini.
Selanjutnya
jika dilihat dari hasil analisis kuadran kualitas layanan pembelajaran PRODI
PEP PPs UNM berdasarkan setiap dimensi kualitas layanan pembelajaran sebagai
berikut:
a.
Hasil
analisis kuadran dimensi kehandalan
Hasil
perhitungan rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan
mahasiswa PEP dari butir-butir yang merupakan
dimensi kehandalan digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari
rata-rata total dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada
diagram tersebut untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram
kartesius. Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat
kuadran. Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat
pada gambar 3 di bawah ini:
Gambar
3. Diagram Kartesius dimensi kehandalan
Pada
gambar 3 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir
pelaksanaan dimensi kehandalan yang berhubungan dengan kualitas layanan yang
diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau
kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi
dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I
menunjukkan butir-butir dimensi kehandalan yang mempengaruhi harapan mahasiswa
atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Butir 2 tentang keseriusan
dosen dalam memeriksa pekerjaan mahasiswa perlu menjadi prioritas utama,
sehingga layanan dalam dimensi kehandalan dapat ditingkatkan.
Kuadran II
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam kuadran
ini perlu dipertahankan. Butir 3, yaitu kehandalan dosen menyajikan materi perlu
dipertahankan, dalam artian layanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan
layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya
biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa
pada berada pada tingkat rendah. Butir 1 tentang kesesuaian pelaksanaan
mengajar dengan jadwal yang ditetapkan dan butir 4 tentang keakuratan dosen
dalam mendokumentasikan nilai dianggap kurang penting.
Kuadran IV
menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam
kuadran ini dinilai berlebihan. Butir 5 tentang kelugasan dosen dalam melayani
mahasiswa dianggap berlebihan dalam hal layanan, hal ini disebabkan karena
mahasiswa menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir tersebut, akan
tetapi layanan yng diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik sekali, sehingga
sangat memuaskan.
b.
Hasil
analisis kuadran dimensi daya tanggap
Hasil perhitungan
rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP
dari butir-butir yang merupakan dimensi daya
tanggap digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total
dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut
untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius.
Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran.
Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar 4
di bawah ini:
Gambar
4. Diagram Kartesius dimensi Daya Tanggap
Pada
gambar 4 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir pelaksanaan
dimensi kehandalan yang berhubungan dengan kualitas layanan yang diberikan
dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau kuadran.
Adapun interpretasi dan implikasi dari
kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Kuadran I
menunjukkan butir-butir dimensi daya tanggap yang mempengaruhi harapan
mahasiswa atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Butir 9 tentang kesediaan
dosen dalam membantu mahasiswa mendapatkanperlu materi kuliah menjadi prioritas
utama, sehingga layanan dalam dimensi daya tanggap dapat ditingkatkan.
Kuadran II
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini perlu dipertahankan. Butir 10, yaitu tentang kesediaan dosen untuk
berdiskusi dengan mahasiswa perlu dipertahankan, dan butir 11 tentang kesediaan
dosen dalam menanggapi aspirasi mahasiswa dalam artian layanan yang diberikan
sudah sesuai dengan harapan layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya
biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa
pada berada pada tingkat rendah. Butir 6 tentang kesediaan dosen untuk
berdiskusi dengan mahasiswa di luar kelas, butir 7 tentang kesediaan dosen
membimbing mahasiswa sesuai jadwal dan butir 8 tentang kesedian dosen dihubungi
mahasiswa pada jam kerja.
Kuadran IV
menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam
kuadran ini dinilai berlebihan. Tidak ada butir dalam kuadran ini. Mahasiswa
menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir-butir tersebut, akan
tetapi layanan yang diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik, sehingga
memuaskan.
c.
Hasil
analisis kuadran dimensi jaminan
Hasil perhitungan
rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP
dari butir-butir yang merupakan dimensi jaminan
digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total dari
penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut untuk
menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius. Setelah
itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran.
Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar 5
di bawah ini:
Gambar
5. Diagram Kartesius dimensi jaminan
Pada
gambar 5 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir
pelaksanaan dimensi jaminan yang berhubungan dengan kualitas layanan yang
diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau
kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi
dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I
menunjukkan butir-butir dimensi jaminan yang mempengaruhi harapan mahasiswa
atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Butir 12 tentang kesesuaian
kualifikasi dosen dengan mata kuliah yang diampuh dan butir 13 tentang
penguasaan dosen terhadap materi kuliah yang diajarkan perlu menjadi prioritas
utama, sehingga layanan dalam dimensi kehandalan dapat ditingkatkan.
Kuadran II
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini perlu dipertahankan. Butir 14, yaitu keramahan dalam melayani
mahasiswa perlu dipertahankan, dalam artian layanan yang diberikan sudah sesuai
dengan harapan layanan yang diinginkan mahasiswa.
Kuadran III
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya
biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa
pada berada pada tingkat rendah. Butir 15 tentang perasaan aman dan nyaman
selama mahasiswa berhubungan dengan dosen dianggap kurang penting.
Kuadran IV
menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam
kuadran ini dinilai berlebihan. Butir 16 tentang penampilan dosen/kerapian
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dianggap berlebihan dalam hal
layanan, hal ini disebabkan karena mahasiswa menganggap tidak terlalu penting
terhadap adanya butir tersebut, akan tetapi layanan yng diberikan oleh dosen
dilakukan dengan baik sekali, sehingga sangat memuaskan.
d.
Hasil
analisis kuadran dimensi empati
Hasil
perhitungan rata-rata dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan
mahasiswa PEP dari butir-butir yang merupakan
dimensi empati digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari
rata-rata total dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada
diagram tersebut untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram
kartesius. Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat
kuadran. Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat
pada gambar 6 di bawah ini:
Gambar
6. Diagram Kartesius dimensi empati
Pada
gambar 6 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir
pelaksanaan dimensi empati yang berhubungan dengan kualitas layanan yang
diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau
kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi
dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I
menunjukkan butir-butir dimensi empati yang mempengaruhi harapan mahasiswa atas
kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Tidak ada butir yang berada pada
kuadran ini, hal ini berarti bahwa tidak yang perlu diprioritaskan dalam
penangannya. Hal ini menggambarkan bahwa butir-butir ini dalam kualitas layanan
yang diberikan oleh dosen lebih rendah dari layanan yang diharpkan mahasiswa.
Kuadran II
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini perlu dipertahankan. Butir-butir dalam kuadran ini penangananya
perlu dipertahankan, karena umumnya kualitas layanan yang telah diberikan dosen
sesuai dengan harapan mahasiswa. Butir-butir dimensi jaminan yang termasuk dalam kuadran ini adalah: (17)
perhatian dosen terhadap masalah akademis mahasiswa, dan (20) perhatian dosen
terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa setelah kuliah.
Kuadran III
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya
biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa
pada berada pada tingkat rendah. Butir 18 tentang kepedulian dosen terhadap
masalah non akademis mahasiswa dan butir 19 tentang ketulusan dosen dalam
membantu mengatasi kesulitan/kebutuhan pribadi mahasiswa dianggap kurang
penting.
Kuadran IV
menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam
kuadran ini dinilai berlebihan. Tidak ada butir dalam kuadran ini. Mahasiswa
menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir-butir tersebut, akan
tetapi layanan yang diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik, sehingga
memuaskan.
e.
Hasil
analisis kuadran dimensi bukti fisik
Hasil perhitungan rata-rata
dari data hasil penelitian yang dialami dan diharapkan mahasiswa PEP dari
butir-butir yang merupakan dimensi
empati digambarkan dalam diagram kartesius. Kemudian dicari rata-rata total
dari penilaian yang dialami dan diharapkan sebagai sumbu pada diagram tersebut
untuk menentukan letak dari masing-masing kuadran pada diagram kartesius.
Setelah itu, data-data tersebut digambarkan pada bagan dengan empat kuadran.
Butir-butir yang terdapat pada masing-masing kuadran dapat dilihat pada gambar
6 di bawah ini:
Gambar
7. Diagram Kartesius dimensi bukti fisik
Pada
gambar 7 di atas, diagram kartesius terlihat bahwa letak dari butir-butir
pelaksanaan dimensi bukti yang berhubungan dengan kualitas layanan yang
diberikan dosen dan harapan mahasiswa yang terbagi menjadi empat bagian atau
kuadran. Adapun interpretasi dan implikasi
dari kuadran yang terdapat dalam diagram kartesius tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran I
menunjukkan butir-butir dimensi bukti fisik yang mempengaruhi harapan mahasiswa
atas kualitas layanan yang diberikan oleh dosen. Tidak ada butir yang berada
pada kuadran ini, hal ini berarti bahwa tidak yang perlu diprioritaskan dalam
penangannya. Hal ini menggambarkan bahwa butir-butir ini dalam kualitas layanan
yang diberikan oleh dosen lebih rendah dari layanan yang diharpkan mahasiswa.
Kuadran II
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini perlu dipertahankan. Butir-butir dalam kuadran ini penangananya
perlu dipertahankan, karena umumnya kualitas layanan yang telah diberikan dosen
sesuai dengan harapan mahasiswa. Butir-butir dimensi jaminan yang termasuk dalam kuadran ini adalah: (23)
ketersediaan sarana multimedia (komputer, LCD Proyektor, internet) yang dapat
digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran
Kuadran III
menunjukkan bahwa butir-butir dimensi kualitas layanan yang berada dalam
kuadran ini masih dianggap kurang penting, sedangkan kualitas pelaksanaannya
biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kualitas layanan dan harapan mahasiswa
pada berada pada tingkat rendah. Butir 21 tentang ketersediaan materi/referensi
kuliah dari dosen dan butir 22 tentang ketersediaan referensi kuliah di
perpustakaan kampus dianggap kurang penting.
Kuadran IV
menunjukkan bahwa butir dimensi kualitas layanan pembelajaran yang berada dalam
kuadran ini dinilai berlebihan. Tidak ada butir dalam kuadran ini. Mahasiswa
menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya butir-butir tersebut, akan
tetapi layanan yang diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik, sehingga
memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar