ANALISIS
RPP
DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGIS
A.
Pengantar Psikologi Pendidikan
Oleh karena pengajaran bersifat kompleks dan adanya
variasi individu diantara siswa-siswa, maka pengajaran yang efektif bukanlah
‘satu hal yang cocok untuk semua orang’(Diaz,1997). Para guru juga harus
menguasai berbagai perspektif dan strategi, serta fleksibel dalam
menerapkannya. Kunci utama agar dapat menguasai hal tersebut adalah: 1).
keterampilan dan pengetahuan profesional, serta 2). komitmen dan motivasi.
Guru-guru yang rang efektif mempunyai arahan yang
baik pada tiap materi pengajaran yang diajarkan
dan memiliki keterampilan dasar mengajar yang kuat.
Mereka mempunyai strategi pengajaran
yang sangat baik dan didukung oleh metode penentuan tujuan,perencanaan pengajaran, dan
pengaturan kelas (class management). Mereka mengetahui cara memotivasi, berkomunikasi,
dan bekerja secara efektif dengan siswa-siswa yang mempunyai tingkat keterampilan
berbeda dan berasal dan latar belakang budaya yangberbeda pula. Guru-guru yang
efektif juga mengerti cara untuk menggunakan tingkat teknologi yang tepat di kelas.
Karakterisik
guru yang semakin sering disebut-sebut keinginan para siswa SMP adalah
“pengetahuan sang guru tentang mata
pelajaran mereka” (NASSP, 1997). Memiliki pemahaman akan
konsep yang baik, fleksibel, dan
mendalam tentang materi pelajaran adalah hal
yang sangat diperlukan untuk menjadi seorang
guru yang efektif. Tentu saja, pengetahuan akan materi pelajaran mencakup lebih dari sekadar fakta,
istilah, dan konsep umum. Pengetahuan tersebut juga meliputi pengetahuan tentang pengaturan ide,
hubungan antar ide,
cara berpikir dan berpendapat, pola
perubahan di dalam satu bidang ilmu, keyakinan tentang suatu ilmu, serta kemampuan untuk
mencarikan ide-ide dan suatu bidang
ilmu dengan bidang ilmu lainnya. Sekarang sudah
jelas bahwa kemampuan memiliki pemahaman
yang mendalarn tentang mata pelajaran tersebut merupakan aspek penting yang menjadikan
seorang guru sebagai guru yang kompeten (Ellis, 2007; Peters & 5. 2006; dan
Van de Walle, 2007).
Pada
tingkatan yang lebih luas, ada dua pendekatan utama yang menggolongkan cara guru mengajar:
pembelajaran konstruktif dan
pembelajaran secara langsung.
Pendekatan konstruktif merupakan pusat dari
filosofi pendidikan
William James dan John Dewey. Pendekatan pembelajaran langsung hampir serupa dengan pandangan E. L.
Thorndike.
Pendekatan
para konstrukktif
(constructivist approach) adalah pendekatan berpusat pada pembelajar
(learner-centered) yang menekankan pentingnya para individu membangun pengetahuan
dan pemahaman secara aktif melalui
bimbingan dari guru.
Dalam pandangan para guru yang konstruktif, guru seharusnya tidak hanya berusaha melimpahkan informasi ke pikiran
anak-anak. Lebih dari
itu, anak-anak harus
didorong untuk mengeksplorasi
dunia mereka, menemukan pengetahuan, menggambarkan, dan
berpikir secara kritis dengan bimbingan yang berarti
dan pengawasan yang saksama
dari guru (Eby, Herrell,
& Jordan, 2006; Halpern, 2006; Kafai, 2006). Para guru pembelajarannya
konstruktif berargumen
bahwa anak-anak telah terlalu
lama diminta untuk duduk diam,
menjadi pendengar pasif, dan menghafalkan informasi yang relevan dan tidak
relevan (Henson, 2004; Silberman, 2006).
Sebaliknya,
pendekatan pembelajaran langsung (direct instruction approach) adalah suatu pendekatan
terstruktur dan berpusat pada guru yang digolongkan berdasarkan arahan dan kontrol dari guru, harapan guru
yang tinggi atas kemajuan siswa, waktu
maksimum yang dihabiskan oleh para siswa untuk
menyelesaikan tugas akademis, dan
upaya-upaya dan guru untuk meminimalisasi pengaruh negatif. Tujuan penting dalam pendekatan
pembelajaran
langsung adalah memaksimalkan waktu belajar (Stevenson, 2000).
B.
Analisis
RPP dengan Psikologi Pendidikan
Berdasarkan
pengantar di atas, dalam menganalisa rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan sudut
pandang psikologis, RPP mata pelajaran fisika akan saya coba tinjau dengan menggunakan sudut pandang
konstruktif dan tradisional.
Baik
penganut pembelajaran konstruktif maupun yang lebih tradisional, para guru yang
efektif menentukan tujuan yang luhur untuk pengajaran mereka dan melakukan
pengaturan rencana agar mencapai tujuan tersebut (Blumenfeld,
Mark, & Harris,2006; Mecee, sertaAnderman,
& Anderman,2006).
Dalam
RPP ini (terlampir), sudah tergambarkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Guru telah mengembangkan
kriteria tertentu untuk keberhasilannya, menghabiskan banyak waktu dalam
merencanakan pengajarannya, serta mengatur pelajaran mereka untuk memaksimalkan
pembelajaran siswa. Tujuan ini direalisasikan dengan cara membuat pelajaran
tersebut menantang dan menarik.
Konsep
kelistrikan dan penerapannya diajarkan dengan menekankan konsep kontekstual.
Listrik dijelaskan dengan bahasa siswa sendiri, sehingga peserta didik bisa
memahami dan menguasainya. Agar lebih berkenan, kelistrikan lebih diarahkan
dengan kondisi realitas yang ada pada peserta didik, atau penerapannya
dipahamkan kepada siswa dengan benda-benda atau alat kelistrikan yang pernah
mereka lihat dan mereka tahu.
RPP
ini sangat jelas merunut langkah-langkah konseptual dalam pencapaian tujuan.
Secara psikologis, akan memberikan komitmen dan motivasi kepada guru sehingga
menumbuhkan sikap baik dan perhatian kepada siswa. Guru-guru yang efektif
mempunyai rasa percaya diri pada efikasi diri (self-sfficacy) mereka dan tidak memberikan emosi negatif
menghilangkan motivasi mereka, dan menghadirkan sikap positif dan antusiasme ke
kelas.
Sistem
pembelajaran efektif sudah direncakan dengan baik dalam RPP ini. Model pembelajaran
kooperatif learning type STAD, hal ini berarti mengandung pengertian sebagai suatu
pembelajaran yang menggunakan grup kecil dimana siswa bekerjasama belajar satu
sama lain, berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan, saling
berkomunikasi, saling
membantu untuk memahami materi pelajaran.
Ibrahim,
dkk (2000) mengemukakan ciri-ciri metode pembelajaran kooperatif antara lain:
a.
Siswa
bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajamya.
b.
Kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.
Bilamana
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya suku dan jenis kelamin
berbeda.
d.
Penghargaan
lebih berorientasi pada kelompok ketimbang individu.
Berdasarkan pengakuan
Ibrahim di atas, model pembelajaran efektif yang dilakukan akan membantu siswa memahami materi
pelajaran juga melatih kemampuan siswa dalarn kerja sama kelompok. Dalam tipe STAD,
sebuah kewajiban bagi guru untuk memberikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi untuk
berkooperatif atau kerjasama.
Beberapa hasil penelitian
menunjukkan manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar
yang rendah (Linda Lundgren, 1994;
dalam Ibrahim dkk, 2000), antara lain:
1.
Meningkatkan
pencurahan waktu pada tugas.
2.
Rasa
harga diri menjadi tinggi.
3.
Memperbaiki
sikap terhadap mata pelajaran
dan sekolah.
4.
Memperbaiki
kehadiran.
5.
Angka
putus sekolah mejadi lebih rendah.
6.
Penerimaan
terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,
7.
Perilaku
mengganggu menjadi lebih kecil.
8.
Konflik
antar pribadi berkurang.
9.
Sikap
apatis berkurang.
10.
Pemahaman
yang lebih mendalam.
11.
Motivasi
lebih besar
12.
Hasil
belajar lebih tinggi.
13.
Retensi
lebih lama.
14.
Meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Beberapa hal di
atas sangat penting dalam sudut pandang psikologis. Di samping itu, keadilan
penilaian sangat diharap dilakukan oleh guru karena akan memberikan pengaruh
positif terhadap minat dan harapan peserta didik dalam mata pelajaran tersebut
dan dalam RPP ini, sudah ada kejelasan kriteria yang memungkinkan hal tersebut
tercapai.
Satu hal yang
penting, menurut Valerie Pang (2005), bahwa kebanyakan guru kurang
mempertimbangkan konteks budaya dan latar belakang budaya yang terdapat pada
siswa-siswa di kelas. Lebih lanjut Pang mengatakan guru-guru harus mengenal
lingkungan sekolah, sehingga terwujud sistem assessmen yang baik.
C.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, RPP (lampiran) dari sudut
pandang psikologis, menurut saya sudah cukup bagus. Komitmen dan kemauan
memotivasi siswa sangat tergambar jelas, hal ini memberikan sebuah stimulus
pada guru dan siswa untuk menekankan keefektifan pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar