Payah...
leburkan rasa di tengah malam
Biarkan jasad meronta dalam keheningan
Nalar yang selama ini kukagumi
meluruh...
Deduktif-verifikatif yang selama ini kupakai
nelangsa...
Induktif-abstraktif yang kupelajari
Entah kemana lagi....
Ku tak bisa lari lagi
Bayangku sudah tak menyapa bumi
Anganku pun tak menjamah semesta
Ku tak bisa lari lagi
Asaku untuk menyapa selaksa
Pudar...
Inginku menyapa rongga alam
Terhimpit panggilan-panggilan igau
Panggilan-panggilan igau
Semakin mengangkasa diantara binarku
Melebur sukmaku bersama tiang-tiang naluriku
Semua merapuh....
Tak ada lagi semantik
Tak ada lagi nada
Tak ada lagi irama
Tak ada ..................
Tidak ada................
Ku tak bisa lari lagi
Bukan karena tidak ada semangat
Bukan karena tidak ada senandung
Ku tak bisa lari lagi
Karena jalan tak membuka ruangnya
leburkan rasa di tengah malam
Biarkan jasad meronta dalam keheningan
Nalar yang selama ini kukagumi
meluruh...
Deduktif-verifikatif yang selama ini kupakai
nelangsa...
Induktif-abstraktif yang kupelajari
Entah kemana lagi....
Ku tak bisa lari lagi
Bayangku sudah tak menyapa bumi
Anganku pun tak menjamah semesta
Ku tak bisa lari lagi
Asaku untuk menyapa selaksa
Pudar...
Inginku menyapa rongga alam
Terhimpit panggilan-panggilan igau
Panggilan-panggilan igau
Semakin mengangkasa diantara binarku
Melebur sukmaku bersama tiang-tiang naluriku
Semua merapuh....
Tak ada lagi semantik
Tak ada lagi nada
Tak ada lagi irama
Tak ada ..................
Tidak ada................
Ku tak bisa lari lagi
Bukan karena tidak ada semangat
Bukan karena tidak ada senandung
Ku tak bisa lari lagi
Karena jalan tak membuka ruangnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar