1. Pengertian Assessmen Pembelajaran
No | Konsep | Defenisi | Contoh |
1 | Evaluasi | a. Proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menetukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena (Widoyoko, 2011), b. suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan program telah tercapai (Grounlund, 1985), c. suatu kegiatan sistematis yang dilaksanakan untuk membantu audiensi agar dapat mempertimbangkan dan meningkatkan nilai suatu program atau kegiatan (Mutrofin, 2010), d. Suatu proses menilai sesuatu berdasarkan criteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti pengambilan keputusan (tercapai/tidak, sesuai rencana/tdk sesuai) atas obyek yg dievaluasi (Djaali, 2008). | Evaluasi terhadap suatu program tertentu, evaluasi program pembelajaran, evaluasi terhadap suatu kegiatan, dan lain-lain |
2 | Assessmen | a. Kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (Widoyoko, 2011), b. Kegiatan mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, bersifat kualitatif (Arikunto, 2003), c. mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran tertentu, seperti menilai baik atau buruk, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya (Djaali, 2008). | Assessmen pembelajaran, penilaian portofolio, dan lain-lain |
3 | Pengukuran | a. Penetapan angka secara sistemik untuk menyatakan keadaan individu (Mardapi, 2000), b. Proses kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu (Widoyoko, 2011), c. Membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, bersifat kuantitatif (Arikunto, 2003). | Pengukuran berat dan tinggi badan, pengukuran lapangan bola, pengukuran kognitif anak, dan lain-lain |
4 | Tes | a. Salah satu cara menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan (Mardapi, 2008), b. Salah satu alat untuk melakukan pengukuran atau mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek (Widoyoko, 2011), c. Suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang obyek tes dimana pertanyaan atau tugas-tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Asmawi Zainul & Noehi Nasoetion, 1997). | Tes bakat dan minat, tes kecepatan, fit and proper test, dan lain-lain |
2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Assessmen dan Evaluasi Pembelajaran
No | Konsep | Tujuan | Fungsi | Prinsip |
1 | Evaluasi | a. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa. b. mengetahui tingkat keberhasilan suatu kegiatan c. menentukan tindak lanjut hasil penilaian d. memberikan pertanggung jawaban (accountability) | a. Remedial b. Umpan balik c. Memotivasi dan membimbing d. Perbaikan kurikulum dan program e. Pengembangan ilmu f. Selektif g. Diagnostik h. Penempatan i. Pengukur keberhasilan | a. Dirancang secara jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian. patokan : Kurikulum/silabi. b. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar. c. Agar hasil evaluasi obyektif, gunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. d. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut. |
2 | Assessmen | a. menilai pencapaian kompetensi; b. memperbaiki proses; c. sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan | a. Bahan pertimbangan untuk melakukan evaluasi. b. Umpan balik dalam perbaikan proses. c. Meningkatkan motivasi. d. Evaluasi diri terhadap kinerja. | a. memiliki tujuan secara signifikan, b. memiliki kriteria, prosedur, dan rubrik yang jelas dan dapat dipahami semua pemangku kepentingan (stakeholders), c. memberikan hasil-hasil yang menyediakan arah/petunjuk untuk peningkatan kualitas |
3 | Pengukuran | a. melihat skor pencapaian kompetensi; b. membandingkan pencapaian suatu tes dengan tes lain yang sejenis; c. sebagai bahan penilaian | a. Remedial b. Umpan balik c. Memotivasi dan membimbing d. Pengukur keberhasilan | a. Memiliki kriteria dan prosedur yang jelas, b. Hasil-hasil pengukuran harus mampu dipertanggungjawabkan, c. Pengukuran dilakukan harus sesuai dengan tujuan, sasaran, dan alat ukur yang dipakai. |
4 | Tes | a. Mengetahui taraf kedalaman pencapaian kompetensi, b. Mengetahui tingkat partisipasi, c. Sebagai alat pengukuran untuk melakukan penilaian terhadap suatu proses atau kegiatan. | a. Remedial b. Umpan balik c. Memotivasi dan membimbing | a. Kualitas tes mencakup tingkat validitas, reliabilitas, objektif, praktis, dan ekonomis, b. Pengadministrasian dalam pelaksanaan harus mapan dan baik |
3. Teknik Tes dan Non Tes
No | Assessmen | Defenisi | Kelebihan | Kekurangan |
1 | Teknik Tes (Tes objektif seperti soal benar salah, menjodohkan, pilihan ganda, dan tes subjektif seperti soal uraian) | a. Sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu yang dikenai tes (Widoyoko, 2011), b. Merupakan salah satu cara mengesetimasi besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan (Mansyur,dkk.,2009) | v Lebih akurat dalam mengukur hasil belajar yang mengutamakan kognitif a. Tes Objektif · Lebih representatif · Lebih mudah dan cepat memeriksanya · Pemeriksaannya dapat diwakilkan · Tidak ada unsur subjektif dalam pemeriksaannya b. Tes Subjektif · Mudah disiapkan dan disusun · Sedikit ruang untuk berspekulasi menjawabnya · Kecurangan menjawab dapat diminimalisir | v Tidak tepat dalam mengukur hasil belajar yang mengutamakan afektif dan psikomotorik a. Tes Objektif · Rumit disiapkan dan disusun · Banyak ruang untuk berspekulasi menjawabnya · Sukar mengukur kemampuan berpikir · Kecurangan menjawab lebih terbuka b. Tes Subjektif · Rumit dalam memeriksanya · Kurang representatif · Pemeriksaannya dipengaruhi unsur sujektifitas |
2 | Teknik Non Tes | a. Instrumen yang berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati (Widoyoko, 2011), b. Instrumen yang digunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotorik (Arikunto, 2003 & Mansyur,dkk.,2009) | v Lebih akurat dalam mengukur hasil belajar yang mengutamakan keterampilan atau penampilan | v Tidak tepat dalam mengukur hasil belajar yang mengutamakan kognisi |
4. Teknik Tes
No | Jenis | Defenisi | Kegunaan | Waktu |
1 | Formatif | a. Penilaian yang orientasinya adalah pengunpulan informasi tentang pembelajaran yang dilakukan pada rentang waktu tertentu (Mansyur,dkk., 2009) b. Tes untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu (Arikunto, 2003) | a. Untuk mengetahui apakah siswa menguasai bahan program secara menyeluruh b. Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa c. Usaha perbaikan (feed back) d. Sebagai bahan diagnosis program | Diberikan pada akhir setiap program pembelajaran dan dilaksanakan secara informal dan berkelanjutan (di sekolah biasa disebut ulangan harian) |
2 | Sumatif | a. Penilaian yang menyediakan informasi kepada siswa dan guru untuk digunakan dalam memperbaiki kegiatan belajar dan mengajar (Mansyur,dkk.,2009) b. Tes yang dilakukan setelah berakhirnya pemberian suatu program tertentu (Arikunto, 2003) | a. Untuk menentukan nilai b. Untuk menentukan kepada peserta program apakah lanjut atau tidaknya pada program berikutnya c. Untuk mengisi catatan kemajuan peserta program yang berguna bagi seluruh stakeholder pelaksanaan program d. Sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan posisi siswa | Diberikan pada akhir program (di sekolah biasa disebut ulangan umum yang dilaksanakan setiap akhir semister) |
3 | Diagnostik | Tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelamahan seseorang sehingga berdasarkan kelemahan-kelamahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat (Arikunto, 2003) | a. Untuk mengetahui kelemahan-kelamahan seseorang sehingga berdasarkan kelemahan-kelamahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat (pre requisite test) b. Untuk mencari informasi sehingga tes diagnostik bisa berfungsi sebagai tes penempatan yang didasarkan informasi yang diperoleh c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang | Tes ini bisa dilaksanakan pada awal keterlaksanaan program, pada saat program berjalan, dan pada akhir program |
4 | Penempatan | a. Tes yang dilaksanakan untuk menentukan tempat yang paling cocok bagi seseorang untuk dapat berprestasi dan berproduksi secara efisien dalam suatu proses pendidikan atau pekerjaan1, b. Tes untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program belajar dan sampai di mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mereka.2 | a. Untuk menentukan posisi yang cocok dengan kompetensinya, b. Untuk mengetahui sejauh mana seseorang menguasai suatu kompetensi c. Untuk mengetahui informasi tentang apa yang telah dan apa yang belum dikuasai oleh seseorang. | Tes ini biasa dilaksanakan pada awal keterlaksanaan program |
5 | Kepribadiaan | a. Tes yang untuk mengenal diri sendiri, mengenal kekuatan dan kelemahan kita 3, b. Sebuah alat yang dirancang untuk mengukur dan menentukan kuantitas kepribadian seseorang 4, | a. Untuk mengetahui kepribadiaan seseorang, b. Untuk mengenal dan menentukan kuantitas kepribadiaan seseorang | Tes ini bisa dilaksanakan pada awal keterlaksanaan program atau kegiatan maupun pada akhir kegiatan |
5. Teknik Non Tes
No | Jenis | Defenisi | a. Kelebihan | Kekurangan |
1 | Observasi | a. suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya 5, b. cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.6 | a. dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak. b. memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting c. dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara atau angket d. tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran. | a. Observer tiidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan. b. Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang. c. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol sebelumya |
2 | Angket | sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden)7 | a. dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat. b. Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama c. Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan | a. Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali b. Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. c. Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya. |
3 | Wawancara | suatu teknik penilaian yang dilakukan dengan cara percakapan (dialog) yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informasi yang hendak digali.8 | a. dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek b. dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya c. dapat dilaksanakan serempak dengan observasi d. Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan angket. e. dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek. | a. Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai b. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara c. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara d. Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara |
4 | Dokumentasi | evaluasi mengenai kemajuan siswa atau objek yang diteliti dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: riwayat hidup 9 | a. dapat memberikan gambaran berbagai informasi tentang siswa pada waktu yang sudah lampau (yang direkam atau didokumentasikan) b. Berbagai informasi tentang siswa tersebut merupakan bahan kajian yang dapat menghubungkan keadaan siswa dengan masa lauinya, apakah keadaan sekarang disebabkan oleh hal yang sudah lalu atau tidakkah c. dapat merekam berbagai jenis data tentang siswa: identitas siswa, identitas orang tua, keadaan dan latar belakang keluarga, lingkungan sosial, data psikis, prestasi belajar, data pendidikan dan data kesehatan jasmani, dan sebagainya. | a. Pencatatan dalam dokumen perlu disikapi dengan kritis, apakah pencatatan yang dilakukan terhadap siswa valid ataukah tidak. b. Jika ada pencatatan yang tidak lengkap karena sesuatu hal, disengaja atau tidak disengaja, penggunaan dokumen dapat menyesatkan dalam memahami siswa. |
5 | Portofolio | a. Pengumpulan informasi tentang siswa atau seseorang melalui bukti yang berupa hasil pekerjaan untuk tujuan tertentu (Mansyur,dkk.,2009) b. Sekumpulan karya peserta didik atau seseorang dalam kurun waktu tertentu yang menunjukkan usaha, perkembangang dan prestasi (Widoyoko, 2011), | a. Perubahan paradigma penilaian sehingga penilaian lebih bermakna b. Pertanggungjawaban akaln lebih mudah dilaksanakan c. Lebih komunikatif karena bisa melibatkan banyak pihak d. Memungkinkan dilakukan penilaian diri (self assessment) e. Penilaian lebih fleksibel | a. Membutuhkan waktu yang relatif lama b. Reliabilitas rendah c. Adanya kecenderungan penilaian pada pencapaian hasil akhir d. Belum ada kriteria penilaian yang baku e. Memerlukan tempat penyimpanan yang memadai |
6. Kriteria Tes
No | Kriteria | Defenisi | Contoh |
1 | Valid | Alat ukur atau tes dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2003 & Widoyoko, 2011) | Informasi tentang seseorang yang bernama A menyebutkan bahwa si A pendek karena tingginya kurang dari 150 cm, informasi ini dinyatakan valid bila si A telah diukur dan kenyataannya tinggi si A kurang dari 150 cm. |
2 | Reliabel | Test yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur 10 (Arikunto, 2003 & Widoyoko, 2011) | Si A dikatakan dipercaya jika orang tersebut konsisten dan selalu bicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu. |
3 | Objektif | Dalam pelaksanaan tes seharusnya diperoleh skor yang sesuai dengan kemampuan testi atau bersifat apa adanya, tanpa adanya unsur pribadi yang mempengaruhinya 11 (Arikunto, 2003 & Widoyoko, 2011) | Dalam melaksanakan tes, tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama ketika melakukan skoring dan penilaian. |
4 | Praktis | Sebuah tes dikatakan memiliki memiliki praktibilitas yang tinggi apabilab tes tersebut mudah dalam pengadministrasiannya (Arikunto, 2003 & Widoyoko, 2011) | Mudah dilaksanakan, mudah diperiksanya, dan dilengkapi petunjuk. |
5 | Ekonomis | Pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama (Arikunto, 2003 & Widoyoko, 2011) | Biaya yang murah, tenaga yang sedikit, dan waktu yang singkat dalam pembuatan, pelaksanaan, dan penskoran |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar