Tatkala kebisuan malam,
Tak mampu mengusung bintang-bintang,
Kuterpekur diam memandangi langit kelam,
Yang seakan menertawakan.
Entah samapi kapan,
Cerita ini kunjung berakhir... ,
Entah dimana pula,
Semua penantian yang tak kunjung usai,
Saat melodi cinta.... ,
Tak pernah lagi menembangkan keroncong kehidupan...,
Entah dimana lagi kuarungi hidup ini???,
Sementara kalender hari-hariku gosong,
Terbakar oleh letikan api sukma,
Sementara kemanjaan seruling cinta,
Melahirkan kidung-kidung kebodohan,
Entah... .
Apa yang dapat kurangkum...,
Dari gejolak igau resahku?,
Kuhapus dengan apa kelesuan jerit biola jiwaku?,
Kuobati dengan apa jeritan hati ini?,
Entah.... .
Belum tertumpah dalam cawan-cawan,
Menyisakan guratan hati,
Pada sketsa damba,
Kurambah semua hasrat,
Dengan harap terkubur dalam jeabadian... ,
Entah.... Entah.... Entah.....
Tak mampu mengusung bintang-bintang,
Kuterpekur diam memandangi langit kelam,
Yang seakan menertawakan.
Entah samapi kapan,
Cerita ini kunjung berakhir... ,
Entah dimana pula,
Semua penantian yang tak kunjung usai,
Saat melodi cinta.... ,
Tak pernah lagi menembangkan keroncong kehidupan...,
Entah dimana lagi kuarungi hidup ini???,
Sementara kalender hari-hariku gosong,
Terbakar oleh letikan api sukma,
Sementara kemanjaan seruling cinta,
Melahirkan kidung-kidung kebodohan,
Entah... .
Apa yang dapat kurangkum...,
Dari gejolak igau resahku?,
Kuhapus dengan apa kelesuan jerit biola jiwaku?,
Kuobati dengan apa jeritan hati ini?,
Entah.... .
Belum tertumpah dalam cawan-cawan,
Menyisakan guratan hati,
Pada sketsa damba,
Kurambah semua hasrat,
Dengan harap terkubur dalam jeabadian... ,
Entah.... Entah.... Entah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar